Istanbul (KABARIN) - Rusia memperingatkan bakal melakukan balasan yang sangat keras jika Uni Eropa tetap melanjutkan rencana memindahkan aset Rusia yang dibekukan ke Ukraina, ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova pada Rabu.
Zakharova menilai pejabat Eropa terlalu berani dalam mengincar aset Rusia dan meyakini semakin banyak aset yang dialihkan, semakin baik. Ia menambahkan skema pinjaman yang ditujukan ke Kiev memicu kekhawatiran di banyak ibu kota Eropa, karena ada risiko hukum dan kemungkinan tindakan balasan. "Saya ulangi, tindakan ini akan sangat keras," tegasnya.
Ancaman ini muncul setelah Perdana Menteri Belgia Bart De Wever meminta jaminan hukum penuh dari seluruh UE sebelum aset Rusia diambil alih. Sikap ini disebut membuat beberapa pemimpin Eropa kesal saat KTT informal UE pekan lalu di Kopenhagen, namun pejabat Belgia membela De Wever sebagai upaya melindungi kepentingan nasional.
Saat ini, mayoritas aset Rusia yang dibekukan di Eropa, senilai lebih dari 200 miliar euro atau sekitar Rp3.848 triliun, dikelola melalui platform keuangan Euroclear di Belgia. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menegaskan UE tidak berniat menyita aset Rusia secara langsung, melainkan ingin memanfaatkan hasilnya untuk memberi pinjaman kepada Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya juga memperingatkan bahwa upaya negara Barat menyita cadangan Rusia bisa menghancurkan tatanan keuangan global dan memperdalam separatisme ekonomi. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menegaskan Moskow pasti akan menanggapi tindakan yang dianggap sebagai pencurian dan mengambil langkah hukum terhadap pihak yang bertanggung jawab.