Bentrokan kelompok pro-Palestina dan Polisi pecah saat laga Italia vs Israel

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Italia vs Israel di Stadion Bluenergy, Udine, Selasa (14/10) malam waktu setempat, berlangsung panas, bukan cuma di lapangan, tapi juga di luar stadion. Ribuan demonstran pro-Palestina bentrok dengan aparat kepolisian menjelang kick-off.

Dikutip dari TRTWorld, Rabu, sekitar 10.000 orang turun ke jalan menolak laga tersebut digelar di tengah konflik Gaza yang masih menyisakan ketegangan. Meski sempat dimulai dengan damai, situasi berubah ricuh setelah sekelompok kecil demonstran mencoba mendekat ke area stadion.

Aksi protes itu awalnya berlangsung tertib, disertai seruan “Free Palestine” dan spanduk bertuliskan “Show Israel the red card.” Namun, ketika massa mulai merangsek ke arah stadion, polisi menembakkan gas air mata dan menyemprotkan meriam air untuk membubarkan kerumunan.

Pihak berwenang menerjunkan lebih dari 1.000 personel keamanan, termasuk aparat kepolisian dan militer. Tak hanya itu, helikopter dan drone juga dikerahkan untuk memantau pergerakan massa di sekitar lokasi pertandingan.

Polisi berhasil menahan demonstran beberapa kilometer dari stadion, tapi bentrokan kecil tetap terjadi menjelang laga dimulai. Meski begitu, sebagian besar massa tetap bertahan melakukan aksi damai.

Pertandingan akhirnya tetap digelar sesuai jadwal dan berakhir dengan kemenangan Italia 3–0 atas Israel.

Pelatih tim nasional Italia, Gennaro Gattuso, mengakui bahwa suasana tegang di luar lapangan cukup memengaruhi pemainnya.
“Tidak ada gunanya menyembunyikannya. Hari ini bukan hari yang mudah, baik bagi kami maupun bagi kalian,” kata Gattuso kepada awak media usai pertandingan.

Ia juga menambahkan bahwa tim sempat khawatir laga akan dibatalkan.
“Kami datang ke sini dengan mengetahui bahwa suasananya tidak akan seperti pesta,” ujarnya.

Dalam aksinya, para demonstran menyerukan agar FIFA menangguhkan keikutsertaan Israel di kompetisi internasional, seperti yang pernah dilakukan terhadap Rusia setelah invasi ke Ukraina pada 2022.

Meski sempat ricuh, pertandingan di Udine itu akhirnya berjalan aman tanpa gangguan besar, meski jelas, ketegangan terasa jauh lebih kuat di luar lapangan daripada di atas rumput hijau.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka