Orang tua harus jadi pahlawan digital untuk anak

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengingatkan pentingnya peran orang tua sebagai garda terdepan perlindungan anak di dunia digital.

Jika dulu perjuangan dilakukan dengan bambu runcing, kata Meutya, kini perjuangan itu dilakukan dengan literasi dan pengawasan digital.

“Dulu perjuangan dilakukan dengan bambu runcing. Kini, di era digital, perjuangan kita adalah melindungi anak-anak di ruang digital,” ujar Meutya dalam acara Pertunjukan Rakyat bertajuk “PP Tunas, Wujud Semangat Hari Pahlawan di Era Digital” di Desa Firdaus, Serdang Bedagai, Sabtu (8/11).

Meutya menegaskan, ancaman terhadap anak di ruang digital semakin nyata, mulai dari konten pornografi, perjudian online, hingga perundungan di media sosial.
Semua itu bisa berdampak pada psikologis dan karakter anak jika tidak diantisipasi dengan baik.

Karena itu, ia meminta para orang tua untuk tidak menyerahkan pengawasan anak sepenuhnya pada aplikasi atau filter konten.

“Internet menawarkan banyak hal baik, namun juga banyak hal berbahaya. Setiap orang tua harus menjadi pahlawan bagi keluarga mereka sendiri,” tegas Meutya.


Peran orang tua tak tergantikan

Menurut Meutya, pendampingan dan literasi digital orang tua adalah kunci. Orang tua diharapkan aktif berdialog dengan anak soal penggunaan gawai dan media sosial.

“Orang tua harus membantu pemerintah melindungi anak-anak dari penggunaan internet, khususnya media sosial,” ujarnya.

Ia juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan ruang digital untuk hal positif, seperti belajar, berkarya, dan memperkuat silaturahmi.

Dalam kesempatan itu, Meutya juga memperkenalkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2025 atau PP Tunas, yang mengatur tata kelola penyelenggaraan sistem elektronik untuk perlindungan anak.

Melalui PP Tunas, platform digital dan media sosial diwajibkan menyediakan konten ramah anak, menyaring materi berbahaya, serta membuka kanal pelaporan yang cepat dan mudah bagi pengguna.

Acara Pertunjukan Rakyat di Serdang Bedagai juga diisi dengan pentas seni, budaya lokal, serta edukasi masyarakat tentang pentingnya melindungi anak di ruang digital.

Wakil Bupati Serdang Bedagai, Adlin Tambunan, menyebut pendekatan budaya seperti ini efektif untuk menyampaikan pesan digital kepada masyarakat.

“Media sosial jangan dijadikan tempat menyebarkan kebencian, hoaks, atau judi online. Gunakan internet untuk hal-hal positif,” katanya.

Melalui gerakan seperti PP Tunas, pemerintah berharap masyarakat makin sadar bahwa perlindungan anak di dunia digital bukan hanya tugas negara, tapi juga tanggung jawab keluarga.

“Di era digital ini, setiap orang tua bisa menjadi pahlawan — bukan dengan senjata, tapi dengan kasih sayang, pengetahuan, dan literasi digital,” tutup Meutya Hafid.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka