Jakarta (KABARIN) - Tidur harusnya jadi momen tubuh buat recharge energi. Tapi, buat sebagian orang, waktu istirahat justru terganggu karena suara ngorok atau mendengkur yang muncul tanpa disadari. Kebiasaan ini sering dianggap sepele, bahkan jadi bahan bercandaan, padahal kalau terjadi terus-menerus bisa jadi tanda masalah kesehatan yang serius.
Apa sebenarnya ngorok atau mendengkur?
Mendengkur adalah kondisi ketika seseorang mengeluarkan suara keras saat tidur karena adanya penyempitan atau hambatan pada saluran napas. Saat udara memaksa melewati jalur yang menyempit, muncul getaran yang akhirnya terdengar sebagai dengkuran dari mulut atau hidung.
Kebiasaan ini lebih sering dialami oleh pria dan orang dengan obesitas karena penumpukan lemak di area leher dapat mempersempit saluran napas. Selain itu, mendengkur juga bisa dipicu oleh kelelahan, sinusitis, kelainan bentuk hidung, pembesaran amandel, hingga ukuran lidah yang lebih besar dari rata-rata.
Mendengkur juga sering jadi tanda awal sleep apnea, yaitu kondisi ketika seseorang tiba-tiba berhenti bernapas selama tidur dan terbangun mendadak.
Risiko penyakit akibat sering ngorok
Kalau mendengkur terus dibiarkan tanpa penanganan, beberapa risiko kesehatan ini bisa muncul.
1. Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Ini kondisi serius di mana saluran napas tersumbat saat tidur, membuat seseorang bisa berhenti bernapas selama 10–20 detik. Saat kadar oksigen menurun, tubuh bisa refleks terbangun. Tanpa penanganan, OSA dapat memicu komplikasi berbahaya seperti henti jantung mendadak. Penderita OSA juga cenderung tidur tidak nyenyak dan mudah mengantuk di siang hari.
2. Sakit kepala dan insomnia
Kurangnya oksigen akibat mendengkur atau sleep apnea bisa memicu sakit kepala dan gangguan tidur. Alhasil, kualitas istirahat memburuk dan tubuh sulit pulih sepenuhnya.
3. GERD atau asam lambung naik
Posisi tidur tertentu saat mendengkur dapat membuat asam lambung mudah naik ke kerongkongan. Ketika otot lambung melemah, makanan dan asam lambung bisa naik dan menimbulkan rasa panas di dada atau mulas.
4. Penyakit jantung
Kurangnya oksigen saat tidur dapat meningkatkan tekanan darah. Jika berlangsung lama, kondisi ini memberi beban ekstra pada jantung dan meningkatkan risiko penyakit jantung seperti serangan jantung hingga aritmia.
5. Stroke
Gangguan napas yang menyebabkan turunnya kadar oksigen bisa menghambat suplai oksigen ke otak. Bila terus berulang, risiko stroke meningkat, terutama bagi mereka yang punya riwayat kolesterol atau tekanan darah tinggi.
6. Komplikasi kehamilan
Beberapa penelitian menunjukkan ibu hamil yang mengalami sleep apnea berisiko lebih tinggi mengalami preeklamsia dan gangguan pertumbuhan janin akibat kurangnya oksigen selama tidur.
Melalui berbagai risiko tersebut, mendengkur seharusnya tidak dianggap sepele. Bisa jadi itu tanda tubuh kamu sedang memberi sinyal bahwa ada masalah yang perlu diperiksa. Jika kamu sering ngorok dan merasa kualitas tidur menurun, ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan penanganan yang paling tepat.