Jakarta (KABARIN) - Pemerintah Australia menunjukkan dukungan kuat terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan Pemerintah Indonesia, dengan menggandeng Dana Anak-Anak PBB (UNICEF) untuk mendanai dua pusat keunggulan (Center of Excellence/CoE) di Bogor dan Papua.
Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia Gita Kamath mengatakan, pusat-pusat keunggulan tersebut akan menjadi wadah riset, pelatihan, dan pengembangan kebijakan berbasis bukti guna memperkuat implementasi program MBG di seluruh Tanah Air.
“Pusat keunggulan ini akan menyediakan kebijakan berbasis bukti dan pengembangan kapasitas untuk memperkuat pelaksanaan program nasional MBG,” ujar Kamath, Senin (10/11).
Australia dan UNICEF Indonesia sebelumnya telah menandatangani perjanjian kerja sama pada Maret 2025 untuk mendanai dua CoE tersebut.
???? CoE tingkat nasional berlokasi di Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat,
sementara ???? CoE regional berada di Universitas Cenderawasih, Papua.
Keduanya akan berfungsi sebagai pusat kolaborasi antara pemerintah, akademisi, sektor pangan, dan masyarakat dalam mengembangkan serta menguji berbagai desain kebijakan dan model pelaksanaan program MBG.
Menurut Kamath, CoE akan berperan penting dalam memastikan keberlanjutan dan efektivitas program MBG, di antaranya melalui:
-
Riset berbasis data dan bukti ilmiah,
-
Pengembangan kapasitas tenaga pelaksana,
-
Penguatan sistem pelatihan, pemantauan, dan evaluasi, serta
-
Kolaborasi lintas sektor dalam implementasi program.
“Kami ingin memastikan pelaksanaan MBG berjalan efisien dan berdampak nyata bagi masyarakat, terutama anak-anak,” ujarnya.
Investasi untuk Indonesia Emas 2045
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) resmi diluncurkan 6 Januari 2025 sebagai bagian dari visi Indonesia Emas 2045 dan misi Asta Cita, dengan tujuan membangun generasi muda yang sehat, cerdas, dan kompetitif secara global.
Selain meningkatkan kualitas gizi anak-anak sekolah, MBG juga menciptakan efek ekonomi berantai di masyarakat.
Data pemerintah menunjukkan bahwa program ini telah:
-
Menciptakan 418.545 lapangan kerja baru,
-
Memberdayakan 18.895 pelaku lokal seperti petani, nelayan, dan UMKM pangan, serta
-
Mengaktifkan 11.984 dapur MBG atau Unit Pelayanan Pemenuhan Gizi (UPPG) di seluruh Indonesia.
Kerja sama Indonesia–Australia ini menjadi contoh nyata diplomasi pembangunan yang berfokus pada pemberdayaan manusia dan kesejahteraan sosial.
Dengan pendekatan kolaboratif berbasis riset dan inovasi, diharapkan program MBG akan menjadi model keberhasilan global dalam penanganan gizi anak-anak sekolah.
“Ini bukan hanya soal makanan bergizi, tapi tentang investasi masa depan bangsa,” ujar Kamath menutup.