Jakarta (KABARIN) - Toyota Australia memastikan akan menghentikan penjualan SUV andalannya, Fortuner, setelah penjualan model tersebut dinilai terus melambat dalam beberapa tahun terakhir.
“Fortuner telah menjadi produk hebat bagi kami selama bertahun-tahun, namun memiliki basis pelanggan yang relatif kecil,” ujar Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Toyota Australia, Sean Hanley, dikutip dari Car Expert, Kamis (13/11).
Hanley menuturkan, keputusan untuk menyuntik mati Fortuner bukan tanpa alasan. Menurutnya, preferensi pelanggan di Australia kini telah berubah dan lebih banyak beralih ke model lain dalam jajaran Toyota.
“Sebagian besar, mereka kembali beralih ke HiLux, atau beralih ke SUV lain seperti LandCruiser Prado atau Land Cruiser Seri 300,” jelasnya.
Toyota menyebut, Fortuner akan resmi meninggalkan ruang pamer di Australia pada pertengahan 2026. Namun pihaknya menegaskan bahwa konsumen tidak akan kesulitan beralih karena Toyota memiliki banyak opsi SUV lain yang lebih populer di pasar lokal.
Dari sisi penjualan, performa Fortuner memang kalah jauh dari para kompetitornya. Sepanjang 2025, SUV berbasis HiLux ini hanya terjual 2.928 unit, tertinggal sangat jauh dibandingkan Ford Everest yang mencatat 21.915 unit di periode yang sama.
Bahkan jika dibandingkan dengan “saudaranya sendiri”, LandCruiser Prado, Fortuner tetap tertinggal. Pada 2024, ketika pasokan Prado sempat terganggu karena peralihan ke generasi baru, Toyota masih mampu menjual 9.802 unit Prado, sementara Fortuner hanya mencatat 3.042 unit.
Meski begitu, Hanley menegaskan bahwa Fortuner tetap memiliki peran tersendiri dalam portofolio Toyota selama ini.
“Setiap produk yang kami luncurkan ke pasar punya perannya masing-masing; Fortuner punya peran yang kami tahu tidak akan pernah menjadi produk Toyota terlaris,” katanya.
Dengan dihentikannya Fortuner di Australia, Toyota kini akan fokus memperkuat lini SUV lainnya seperti Prado, Land Cruiser, dan HiLux-based SUV lain yang lebih sesuai dengan tren konsumen di negeri Kanguru tersebut.