Program menurunkan berat badan yang efektif untuk penderita diabetes

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes, dr. Dicky Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD, membagikan sejumlah tips latihan yang aman dan efektif bagi penderita diabetes yang ingin menurunkan berat badan.

Dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Kamis (13/11), dokter Dicky menekankan bahwa fokus utama latihan sebaiknya diarahkan pada pembakaran lemak, bukan sekadar menurunkan angka di timbangan.

"Di badan kita itu ada otot, tulang, air, lemak, yang mau kita bakar kan lemaknya," ujar dokter Dicky, yang juga menjabat sebagai Ketua Klaster Metabolic Disorder, Cardiovascular, and Aging (MVA) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ia mengingatkan agar penurunan berat badan tidak dilakukan secara ekstrem, karena bisa berdampak pada hilangnya massa otot. "Kalau turun berat badan terlalu drastis, biasanya masa ototnya juga berkurang," tambahnya.

Menurut Dicky, program latihan yang ideal untuk penderita diabetes sebaiknya merupakan kombinasi antara latihan aerobik dan latihan ketahanan (resistance training).

“Penderita diabetes bisa melakukan latihan aerobik setidaknya lima kali seminggu serta latihan otot atau ketahanan dua atau tiga kali sepekan,” jelasnya.

Ia menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan kedua jenis latihan itu. “Aerobik sama resistance training masuk. Karena resistance training harus masuk, kalau enggak itu masa ototnya turun terus. Memang masa otot yang nambah itu bagus untuk metabolisme tubuh, gula darah juga lebih bagus,” kata Dicky.

Terkait durasi, Dicky menyarankan agar latihan dilakukan minimal 30 menit, dan jika memungkinkan bisa diperpanjang hingga 45 menit.

“Kalau kita tujuannya mau weight loss, enggak bisa cuma sebentar, 20 menit, minimal 30 kalau bisa, 45 menit lebih bagus. Itu dinaikkan secara bertahap aja, enggak usah dipaksakan, yang penting sustain dan ada progresnya. Mau treadmill atau jalan cepat boleh,” ujarnya.

Selain olahraga, Dicky yang juga menjabat sebagai Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) menegaskan pentingnya pengaturan pola makan untuk mencapai hasil optimal.

Menurutnya, prinsip utama dalam menurunkan berat badan adalah menciptakan defisit energi, yakni mengeluarkan lebih banyak kalori dibandingkan yang dikonsumsi.

“Paling mudah sebenarnya mengurangi asupan makanan, karena itu dampaknya paling besar. Misalkan kita mau mengurangi 200 kalori makanan, kan gampang, mengurangi satu gorengan, kan ada 200 kalori, dibandingkan harus lari 5 kilo misalkan,” tutupnya.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka