Alur cerita film "Wicked: For Good" yang segera tayang mulai 21 November

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Setelah sukses besar dengan film perdananya yang rilis pada 22 November 2024, lanjutan kisah "Wicked" bakal hadir lagi di layar lebar.

Film sekuel "Wicked: For Good" dijadwalkan tayang di bioskop Indonesia mulai 21 November 2025, dengan menghadirkan babak penutup dari kisah persahabatan, kekuasaan, dan perjuangan yang membingkai ulang konsep baik dan jahat di negeri Oz.

Masih disutradarai oleh Jon M. Chu, film ini nampilin lagi jajaran pemeran utama seperti Cynthia Erivo, Ariana Grande, Michelle Yeoh, Jeff Goldblum, hingga Jonathan Bailey.

Bagian kedua ini merupakan lanjutan cerita dari titik akhir film pertama, ketika Elphaba terbang meninggalkan Emerald City setelah menolak tunduk kepada Sang Penyihir dan Madame Morrible. Sementara itu, Glinda memilih tinggal demi mempertahankan citra dan kekuasaannya.

Sinopsis/alur cerita film "Wicked: For Good"

Kisah "Wicked: For Good" dibuka dengan kehidupan Elphaba dan Glinda, dua sahabat yang kini berjalan di jalur berbeda akibat pilihan masa lalu mereka.

Elphaba (Cynthia Erivo), yang telah dicap sebagai penyihir jahat dari Barat, hidup bersembunyi di dalam hutan Oz. Namun, di tengah pengasingannya, ia berusaha mengungkap kebenaran tentang Sang Penyihir (Jeff Goldblum), termasuk ketidakadilan yang ditutupi, terutama terhadap para makhluk Oz dan hewan-hewan yang dibungkam suaranya.

Sementara itu, Glinda (Ariana Grande) menjalani kehidupan yang penuh kemewahan di Emerald City. Ia dikenal sebagai simbol kebaikan bagi rakyat Oz, meski status tersebut dibentuk oleh propaganda Sang Penyihir melalui arahan Madame Morrible (Michelle Yeoh).

Di balik kemewahannya, Glinda dipaksa menjadi penghibur dan penenang rakyat, agar para rakyat tetap percaya bahwa negeri Oz berada dalam keadaan aman walaupun berada dalam kekuasaan sang penyihir.

Ketika Glinda bersiap menikah dengan Pangeran Fiyero (Jonathan Bailey), ia kembali dihantui luka perpisahan dengan Elphaba. Upayanya mempertemukan kembali Elphaba dan Sang Penyihir berakhir gagal, bahkan memperlebar jarak antara kedua sahabat itu.

Namun perubahan besar terjadi ketika rakyat Oz mulai melawan tirani Sang Penyihir.

Dalam situasi genting tersebut, Elphaba dan Glinda dituntut untuk kembali bersatu. Mereka harus memahami satu sama lain lebih dalam untuk mengubah takdir pribadi maupun nasib negeri Oz.

Film ini mengajak penonton menyelami hubungan kompleks Elphaba dan Glinda sebagai dua tokoh dengan karakter, tujuan, dan masa lalu yang berbeda.

Elphaba memiliki kekuatan sihir, namun terus menghadapi prasangka dan penolakan. Sementara Glinda hidup dalam sorotan publik sebagai lambang kebaikan.

Perbedaan pandangan, pengkhianatan kecil, serta luka masa lalu menjadi rangkaian konflik yang menguji persahabatan mereka.

Film ini juga menampilkan berbagai emosi, mulai dari ambisi, pengorbanan, tanggung jawab, hingga penyesalan, yang membentuk perjalanan keduanya menjadi semakin kompleks dan penuh makna.

"Wicked: For Good" menegaskan bahwa konsep baik dan jahat tidak selalu sesederhana hitam dan putih. Setiap pilihan memiliki konsekuensi, dan bahkan persahabatan paling kuat pun dapat diuji oleh keadaan yang tak terduga.

Adaptasi dari karya musikal legendaris

FYI, film "Wicked: For Good" ini terinspirasi dari drama musikal Broadway populer karya Stephen Schwartz (musik dan lirik) serta Winnie Holzman (penulis buku), yang diadaptasi dari novel laris Wicked karangan Gregory Maguire.

Film bergenre drama, musikal, dan fantasi ini diproduseri oleh Marc Platt dan David Stone, serta berada di bawah naungan Universal Pictures.

Lewat cerita yang lebih emosional dan konflik yang semakin memuncak, "Wicked: For Good" menjadi penutup epik dari kisah dua sahabat yang saling terhubung namun terpecah oleh takdir. Film ini menjadi salah satu tayangan yang dinantikan akhir tahun 2025.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka