Jakarta (KABARIN) - Dr. dr. Gita Pratama, Sp.OG, Subsp. FER., M.Rep.Sc, dokter spesialis kandungan dan fertilitas, menegaskan kalau wanita yang tubuhnya kurus juga bisa mengalami Polycystic Ovary Syndrome atau PCOS, gangguan hormonal yang berpengaruh pada kesuburan.
"Biasanya gejalanya nggak separah yang overweight atau obesitas. Jadi yang lean PCOS kita istilahnya," kata Gita saat temu media di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan perempuan dengan berat badan di bawah ideal tetap bisa menjaga kesehatannya dengan olahraga rutin dan pola makan yang tepat. Namun, jika terkena PCOS, biasanya mereka lebih mudah naik berat badan, lebih cepat lapar, dan sering ingin ngemil.
Kondisi ini bisa memicu resistensi insulin atau pra-diabetes bila tidak dikontrol.
"Insulin lambat laun bakal sulit menekan kadar gula, sehingga risiko diabetes meningkat. Diperkirakan 50 persen pasien PCOS bisa terkena diabetes sebelum usia 40 tahun," ujarnya.
Gita menekankan pentingnya edukasi sejak remaja agar mereka bisa terbiasa menjalani gaya hidup sehat dan menjaga kesehatan rahim sejak dini. Menurutnya, PCOS yang punya faktor genetik bisa terlihat sejak usia muda.
Dokter yang praktik di Rumah Sakit Pondok Indah ini juga menyoroti kebiasaan yang bisa memicu infertilitas, seperti gaya hidup kurang aktif alias sedentary lifestyle. Contohnya terlalu banyak duduk di kantor atau di rumah, lebih sering naik kendaraan dibanding jalan kaki, dan waktu luang dihabiskan berbaring.
Selain itu, konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan gula juga meningkatkan risiko kenaikan berat badan.
"PCOS itu dipengaruhi genetik sekaligus lingkungan, termasuk kebiasaan makan dan aktivitas kita," tutup Gita.