Film “The Voice of Hind Rajab" soroti kebrutalan Israel pada anak di Gaza

waktu baca 5 menit

Jakarta (KABARIN) - Bagaimana rasanya, saat mengangkat panggilan telepon hanya mendengar suara lirih anak kecil, memohon penuh harap diselamatkan di tengah dentuman peluru? Sensasi menyesakkan hati itu bisa dirasakan, saat menonton film “The Voice of Hind Rajab”.

Film “The Voice of Hind Rajab” garapan sutradara Kaouther Ben Hania menyajikan sebuah karya sinema yang emosional, diangkat dari kisah nyata yang mengguncang dunia pada 2024, film ini menyoroti tragedi memilukan Hind Rajab, seorang anak perempuan Palestina berusia 6 tahun yang menjadi korban kebrutalan serangan Israel di Gaza.

Dengan keberanian dan empati mendalam, film “The Voice of Hind Rajab” menempatkan penggunaan rekaman audio asli percakapan antara Hind dan para petugas penyelamat sebagai inti narasi film ini.

“Suara-suara di telepon itu nyata,” tulis keterangan yang muncul di layar pada awal film “The Voice of Hind Rajab”. Awalnya, penonton disuguhi dengan kondisi dari kantor Bulan Sabit Merah Palestina (palang merah) yang berada di ruangan pusat panggilan melayani pertolongan darurat di seluruh Palestina, termasuk Gaza, untuk mengirim ambulans.

Omar (Motaz Malhees) sebagai petugas menerima panggilan darurat menerima sebuah panggilan dari seorang pria di Jerman menghubungi untuk melaporkan mobil keluarganya di Gaza terjebak di tengah serangan militer Israel, ketika mereka berusaha keluar dari lingkungan mereka untuk mengungsi.

Panggilan itu kemudian memberitahu Omar bahwa masih ada seseorang yang hidup dan bersembunyi di mobil, yakni keponakannya, anak perempuan berusia enam tahun.

Hingga panggilan itu berhasil dialihkan dan diangkat oleh anak perempuan bernama Hind Rajab, yang mengatakan dirinya tengah bersembunyi di dalam mobilnya dari serangan tembakan dan dikelilingi jenazah paman, bibi, dan beberapa sepupunya.

Suara Hind yang bergetar, dipenuhi ketakutan, dan terus memohon bantuan dengan harapan bisa kembali dengan ibunya menjadi inti emosional film. Melalui panggilan itu, Hind terus meminta, berulang kali, agar seseorang datang dan menjemputnya di tengah desing peluru yang terus menghantui.

“Aku takut, jemput aku, tank-nya mendekat,” kata Hind.

Mendengar itu Omar begitu terguncang oleh situasinya dan panggilan tersebut diambil alih oleh Rana (Saja Kilani), rekan seprofesinya. Mereka bergantian menjawab panggilan telepon, melakukan yang terbaik untuk mengalihkan perhatian Hind dari situasinya yang mengerikan.

Ketegangan kian muncul, saat lokasi gadis kecil itu ditemukan tidak lebih dari delapan menit dari ambulans terdekat, namun peta digital yang menunjukkan jalan, posisi Hind melewati zona berisiko.

Keputusan kian terus berat. Ada kecamuk antara dorongan kemanusiaan untuk menyelamatkan Hind dan kepatuhan pada protokol birokrasi. Mahdi (Amer Hlehel), selaku kepala koordinator menjelaskan kepada Omar yang emosional bahwa dia tidak bisa langsung memerintahkan sopir ambulans karena harus terlebih dahulu menentukan rute aman untuk dilalui dan ini harus melibatkan pihak berwenang di atas mereka yang membutuhkan proses untuk mendapat lampu hijau.

Dalam film “The Voice of Hind Rajab”, sutradara Ben Hania mempertegas pemisahan antara audio dan visual. Unsur dokumenter hadir lewat rekaman suara Hind yang terus meminta tolong, sementara visualnya berupa fiksi dari adegan dramatis para relawan Palang Merah Bulan Sabit yang diperankan aktor, termasuk Saja Kilani, Motaz Malhees, Amer Hlehel, Clara Khoury, Nesbat Serhan.

Meski hampir seluruhnya berfokus pada adegan panggilan suara Hind yang hanya terlihat melalui foto arsip, dan menyorot para aktor sebagai para petugas yang berada dalam kantor, berhasil menghadirkan suasana ketegangan, di mana tugas itu hampir mustahil dan mengguncang mereka hingga merasakan kengerian dan keputusasaan saat itu, dengan menangisi Hind di ujung telepon, dan berdebat sengit mengenai tindakan moral yang seharusnya diambil versus protokol yang ketat.

Tidak ada adegan heroik ataupun tembakan yang meletus secara sinematik. Hanya suara dan kamera yang bertahan merekam percakapkan panggilan kenyataan pahit yang tak dapat ditolong siapa pun. Melalui suara lirih Hind dan koordinasi para relawan yang mencoba mengatur penyelamatan, penonton dipaksa merasakan sendiri keterbatasan, keputusasaan, dan beratnya situasi perang di Gaza.

Simbol harapan

Film “The Voice of Hind Rajab” menyampaikan pesan sederhana, namun mendalam, di mana suara kecil menjadi simbol harapan di tengah kekacauan yang mengguncang dunia, membutuhkan respons nyata.

Sebagai pihak yang membawa film ini ke Indonesia, direktur KlikFilm, Frederica mengatakan bahwa film tersebut bukan sekadar karya sinema, melainkan sebuah panggilan nurani untuk membuka mata terhadap situasi yang terjadi.

“Ini bukan hanya sebuah film. Ini adalah panggilan nurani, untuk membuka mata terhadap realitas di Gaza, melalui suara seorang anak yang tak lagi bisa bersuara. Kami dengan senang hati menghadirkan film ini di Indonesia,” ujar Frederica.

Melalui suara seorang anak yang menolak menyerah pada ketakutan, hingga detik-detik terakhirnya, film ini menjadi seruan yang tak dapat diabaikan, bahwa setiap anak berhak hidup dan dilindungi.

Film “The Voice of Hind Rajab” dinilai bukan hanya menyajikan cerita, tetapi menghadirkan sebuah kesaksian tentang keberanian untuk tetap mendengar ketika banyak pihak memilih diam, sebagaimana diungkapkan Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, usai mengikuti press screening film tersebut di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, suara Hind yang penuh harap sebagai refleksi kondisi masyarakat Palestina yang telah lama menghadapi penderitaan, di mana film ini dinilainya membuat yang menonton merasakan beratnya situasi yang selama bertahun-tahun terjadi di Gaza, Palestina.

“Kesaksian tentang kemanusiaan yang mencoba bertahan di tengah hantaman perilaku yang melampaui batas kemanusiaan. Suara seorang anak yang mewakili hati nurani, meminta pertolongan, dan menggambarkan betapa dunia saat itu, seakan tak berdaya. The Voice of Hind Rajab memindahkan beratnya perjuangan, penderitaan dari yang dialami di tangan Gaza menjadi dirasakan oleh begitu banyak manusia yang mendengar dan menonton film ini,” kata Anies.

Film "The Voice of Hind Rajab" dibawa KlikFilm akan tayang di bioskop Indonesia mulai 26 November 2025.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka