Fatima Bosch gak mau kecaman dan kebencian menjatuhkan dirinya

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Miss Universe 2025, Fatima Bosch, memilih berdiri tegak menghadapi gelombang kecaman dan ujaran kebencian yang menyerangnya sejak ia dinobatkan sebagai pemenang pada Kamis (20/11). Alih-alih mundur, Fatima justru menegaskan bahwa ia punya nilai-nilai dan harga diri yang cukup kuat untuk menghadapi semuanya.

"Apa yang ada di hati seseorang hingga ingin mencelakai seseorang yang bahkan tidak dikenalnya? Syukur lah nilai-nilai dan harga diri saya kuat, dan ini tidak akan menghancurkan saya," ujar Fatima dalam bahasa Spanyol melalui Instagram Stories-nya pada Selasa (25/11), seperti dilansir The Star.

Sebelum merilis pernyataan itu, Fatima lebih dulu memamerkan tangkapan layar pesan-pesan kebencian yang diterimanya secara daring, mulai dari hinaan, serangan personal, hingga ancaman pembunuhan.

"Beberapa hari ini, saya menerima hinaan, serangan, bahkan ancaman pembunuhan hanya karena satu alasan: karena saya menang. Karena seorang perempuan dengan impian, persiapan, dan hati yang teguh memutuskan untuk bangkit dan memperjuangkan apa yang ia cintai," katanya.

Meski mengaku dirinya kuat, Fatima mengingatkan bahwa serangan seperti ini bisa sangat berbahaya bagi stabilitas mental dan emosional banyak orang.

“Meskipun serangan-serangan ini menyakitkan, hal itu tidak mendefinisikan saya. Yang mendefinisikan saya adalah kekuatan, integritas, dan kecintaan saya kepada negara dan perempuan di seluruh dunia yang saya wakili," tuturnya.

Fatima juga menegaskan tidak punya niat sedikit pun untuk melepaskan mahkota Miss Universe 2025. Baginya, kemenangan tersebut bukan sesuatu yang harus ia sembunyikan, melainkan alat untuk menebar kebaikan dan memperjuangkan suara perempuan.

"Kemenangan saya bukan lah ancaman... Saya tidak akan mundur, saya tidak akan bersembunyi, dan saya tidak akan meminta izin untuk bersinar. Karena ketika seorang perempuan berdiri teguh dalam menghadapi kebencian, ia membuka jalan bagi ribuan perempuan lainnya," ucapnya.

Ia melanjutkan, "Karena kekerasan tidak akan pernah menang melawan perempuan yang tahu harga dirinya. Suara saya tidak akan dibungkam. Masih banyak yang harus dilakukan, dan komitmen saya adalah dan akan terus menggunakan mahkota ini untuk kebaikan."

Kontroversi memang membayangi kemenangan Fatima Bosch. Mantan juri Miss Universe, Omar Harfouch, mengundurkan diri jelang malam final dan menyebut Fatima sebagai “pemenang palsu”. Ia bahkan menuding kemenangan tersebut berkaitan dengan relasi bisnis antara Presiden Organisasi Miss Universe, Raul Rocha, dan ayah Fatima.

Rocha membantah tudingan itu, namun ia mengaku muak dengan kontroversi yang terjadi dan berniat menjual sahamnya di organisasi Miss Universe.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka