Kairo/Istanbul (KABARIN) - Mesir kembali berperan penting dalam upaya perdamaian di Timur Tengah lewat pertemuan awal antara Hamas dan Israel di Sharm el-Sheikh, Senin. Pertemuan yang digelar di kota tepi Laut Merah itu disebut jadi langkah awal menuju kesepakatan pertukaran tahanan.
Media lokal Al-Qahera melaporkan, negosiasi ini merupakan bagian dari upaya Mesir untuk menjalankan rencana gencatan senjata di Gaza yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. “Para mediator dari Mesir dan Qatar sedang berupaya keras untuk membangun mekanisme pembebasan tahanan,” kata sumber dari Mesir.
Delegasi dari kedua pihak sudah tiba di Sharm el-Sheikh, di mana tim Israel datang pada Senin pagi, sedangkan perwakilan Hamas yang dipimpin Khalil al-Hayya telah tiba sehari sebelumnya.
Menurut Kementerian Luar Negeri Mesir, pembahasan akan berfokus pada detail pertukaran sandera yang menjadi bagian dari rencana gencatan senjata Trump. Rencana itu terdiri dari 20 poin, termasuk pembebasan tawanan dari kedua pihak, pelucutan senjata Hamas, serta pembangunan kembali Gaza yang kini porak-poranda akibat perang.
Hamas disebut sudah setuju secara prinsip dengan rencana tersebut dan tengah membicarakan langkah lanjutannya di Mesir.
Sejak konflik memanas pada Oktober 2023, serangan Israel dilaporkan telah menewaskan hampir 67 ribu warga Palestina di Gaza. Sebagian besar wilayah kini hancur menjadi puing, membuat negosiasi ini jadi harapan baru di tengah situasi yang masih penuh ketegangan.