Jakarta (KABARIN) - Kabar duka datang dari dunia sepak bola Tanah Air. Mantan bek timnas Indonesia, Herman Pulalo, dikabarkan meninggal dunia pada Rabu (8/10). Informasi tersebut pertama kali beredar di grup WhatsApp para jurnalis sepak bola.
Belum ada keterangan resmi soal penyebab meninggalnya Herman Pulalo, namun kabar yang beredar menyebutkan bahwa jenazah almarhum akan disemayamkan di rumah sakit sebelum dibawa ke Lenteng Agung, Jakarta.
Herman Pulalo lahir di Sentani, Papua, pada 1 April 1975, dan merupakan saudara kandung dari mantan pemain nasional Alexander Pulalo.
Perjalanan karier sepak bolanya dimulai dari level amatir bersama Persidafon Dafonsoro (1989–1990) sebelum bergabung ke Semen Padang FC pada 1994. Penampilan solidnya di lini belakang Semen Padang membuat Herman mendapat panggilan ke timnas Indonesia, dan tampil dalam beberapa ajang besar, termasuk SEA Games 1997 serta kualifikasi Piala Dunia 1998, salah satunya menghadapi Uzbekistan.
Sepanjang kariernya bersama tim Garuda, Herman mencatat setidaknya 11 caps atau penampilan resmi.
Di level klub, Herman Pulalo dikenal sebagai bek tangguh yang pernah memperkuat sejumlah tim besar Indonesia, seperti:
- Pelita Jaya (1997–1999)
- PSM Makassar (1999–2000)
- PSIS Semarang (2000)
- Persija Jakarta (2001–2003)
- Persib Bandung (2004)
- Arema Malang (2005–2009)
Usai gantung sepatu, Herman tetap setia di dunia sepak bola dengan beralih ke karier kepelatihan. Ia pernah menukangi PS Kabupaten Tapin (Kalimantan Selatan) dan sukses membawa tim itu juara Liga 3 regional.
Setelah kontraknya berakhir pada April 2024, Herman tetap aktif melatih pemain muda di Jagadhita Academy, tempat ia menyalurkan pengalamannya untuk membina generasi penerus sepak bola Indonesia.
Kepergian Herman Pulalo meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar sepak bola nasional. Sosoknya dikenal disiplin, rendah hati, dan punya dedikasi tinggi untuk dunia bola Indonesia.
Selamat jalan, Herman Pulalo — bek tangguh yang akan selalu dikenang di hati para pencinta sepak bola Indonesia.