Terapi kenangan bisa atasi suasana hati pengidap alzheimer

waktu baca 3 menit

Jakarta (KABARIN) - Para peneliti menilai terapi kenangan atau reminiscence therapy bisa menjadi cara efektif untuk membantu penderita Alzheimer yang sering mengalami perubahan suasana hati.

Menurut laporan Everyday Health, Jumat (21/11), sebuah tinjauan ilmiah yang dipublikasikan dalam BMC Geriatrics tahun 2023 mengamati enam penelitian tentang terapi kenangan pada lansia dan menemukan bahwa metode ini mampu meningkatkan kualitas serta kepuasan hidup mereka.

Tinjauan lain yang menganalisis 26 studi juga menunjukkan hasil serupa: terapi kenangan punya dampak positif pada kesehatan mental, termasuk menurunkan depresi, kecemasan, dan stres pada orang dewasa yang lebih tua.

“Terapi reminiscence menunjukkan kepada pasien benda-benda yang dapat membangkitkan kenangan masa lalu, seperti suvenir lama atau foto keluarga. Ini sesuatu yang familiar dan positif," jelas Arshia Khan, PhD, peneliti biomedis sekaligus profesor di Swenson College of Science and Engineering, University of Minnesota Duluth.

Khan menambahkan, terapi kenangan tidak harus rumit. Sesi berkumpul dan mengobrol dengan teman pun bisa menjadi bentuk sederhana yang memberi efek positif.
"Saya melihat banyak lansia berkumpul dengan teman dan mengobrol. Itu adalah salah satu bentuk terapi mengenang dan bisa sangat membantu,” katanya.

Meski penelitian lebih besar masih diperlukan, bukti awal menunjukkan bahwa terapi kenangan juga membantu meningkatkan fungsi kognitif. Sebuah meta-analisis tahun 2025 menemukan bahwa terapi ini memberikan peningkatan kognisi signifikan pada orang dewasa dengan gangguan kognitif ringan.

Hal senada disampaikan Paul Ragan, MD, profesor madya psikiatri klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Vanderbilt, Tennessee. Ia menjelaskan bahwa terapi kenangan dirancang untuk membantu orang dengan Alzheimer atau gangguan memori lainnya untuk mengingat kembali peristiwa, emosi, dan pengalaman masa lalu.

“Terapi reminiscence memanfaatkan memori jangka panjang pada demensia tahap awal dan menengah, membantu pasien mengakses memori yang sudah ada,” ujar Ragan.

Menurutnya, keluarga bisa melakukan terapi ini sendiri di rumah atau dibantu tenaga kesehatan. Metode ini juga dapat diterapkan melalui teknologi maupun fasilitas hunian berbantuan dengan dukungan staf terlatih.

Jameca Woody Cooper, PhD, psikolog klinis dari St. Louis, menekankan bahwa terapi kenangan membantu pasien mempertahankan jati diri mereka.
"Terapi reminiscence merupakan pendekatan yang berharga dalam perawatan demensia yang berpusat pada individu, membantu mempertahankan identitas individu,” katanya.

Meski penelitian masih terus berkembang, para ahli sepakat bahwa terapi kenangan umumnya memberikan pengalaman yang positif bagi orang dengan demensia dan Alzheimer.

Baca juga: Mengenal Alzheimer, si pencuri ingatan yang sering datang di usia senja

Baca juga: Otak pria menyusut lebih cepat, tapi risiko Alzheimer justru lebih tinggi pada wanita

Bagikan

Mungkin Kamu Suka