Purwokerto (KABARIN) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas memastikan aktivitas vulkanik Gunung Slamet yang berada di wilayah Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, masih berstatus Level II atau Waspada.
"Kepastian status Gunung Slamet tersebut diketahui berdasarkan hasil evaluasi aktivitas periode 16-30 September 2025 yang dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," kata Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Andi Risdianto di Purwokerto, Banyumas, Jumat.
Ia mengatakan dalam laporan evaluasi bernomor 1348.Lap/GL.03/BGL/2025 yang diterbitkan 7 Oktober 2025 dan ditandatangani Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid AN disebutkan aktivitas gunung api tertinggi di Jawa Tengah itu masih menunjukkan tekanan di bawah tubuh gunung yang berpotensi memicu munculnya gempa-gempa dangkal dan meningkatkan kemungkinan erupsi.
“Berdasarkan data pemantauan visual dan instrumental yang dilakukan PVMBG disebutkan bahwa tingkat aktivitas Gunung Slamet masih berada pada Level II atau Waspada," katanya menegaskan.
Ia mengatakan dalam laporan juga disebutkan bahwa selama periode pengamatan, Gunung Slamet teramati mengeluarkan asap kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal setinggi 50-200 meter dari puncak.
Selain itu, cuaca di sekitar Gunung Slamet tercatat bervariasi dari cerah hingga hujan dengan arah angin ke utara, timur, selatan, dan barat.
Secara instrumental, terekam satu kali gempa low frequency, 12 kali gempa tektonik jauh, serta tremor menerus dengan amplitudo 0,5-1 milimeter. Aktivitas kegempaan tersebut menunjukkan adanya pergerakan fluida di sekitar permukaan gunung.
Pemantauan deformasi menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM) menunjukkan perubahan jarak relatif kecil dan cenderung stabil. Sementara itu, hasil pengamatan tiltmeter di Stasiun Cilik juga memperlihatkan kemiringan yang stabil sejak awal 2025 setelah sempat menunjukkan tekanan internal dan pergerakan magma pada tahun sebelumnya.
"Badan Geologi merekomendasikan masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak," kata Andi.
Menurut dia, pemantauan intensif terhadap aktivitas Gunung Slamet akan terus dilakukan oleh PVMBG.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, serta mengikuti arahan dari BPBD.
"Pemerintah daerah dan BPBD Kabupaten Banyumas senantiasa berkoordinasi dengan PVMBG Badan Geologi di Bandung maupun Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang," katanya.
PVMBG Badan Geologi menaikkan status Gunung Slamet dari Level I atau Normal menjadi Level II atau Waspada sejak tanggal 19 Oktober 2023 karena adanya peningkatan aktivitas vulkanik.