Banda Aceh (KABARIN) - Kabar baik datang dari Kabupaten Bireuen, Aceh. Proses pembangunan jembatan bailey di kawasan Awe Geutah yang sempat rusak akibat banjir bandang kini telah mencapai 87 persen dan segera difungsikan sebagai jalur alternatif lintas nasional Banda Aceh–Medan.
Jembatan sementara ini menjadi solusi penting setelah jembatan utama di kawasan Kuta Blang ambruk dan membutuhkan waktu perbaikan yang cukup panjang. Dengan beroperasinya jembatan bailey, mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di jalur nasional diharapkan kembali lancar.
Pelaksana pekerjaan dari PT Takabeya, Munizar, menjelaskan bahwa struktur utama jembatan sudah terpasang dan tersambung ke seberang sungai. Saat ini, tim fokus pada penguatan aspek keselamatan agar jembatan benar-benar siap digunakan.
“Jembatan bailey sudah terpasang sekitar 87 persen. Tinggal kami dorong penyempurnaan sisi keamanan sebelum difungsikan,” ujar Munizar saat dihubungi dari Banda Aceh.
Jembatan bailey sepanjang 35 meter ini memiliki kapasitas beban hingga delapan ton, cukup untuk kendaraan operasional dan transportasi masyarakat. Pengerjaan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan dukungan prajurit Yonzipur TNI AD serta partisipasi warga setempat, mencerminkan semangat gotong royong dalam pemulihan pascabencana.
Untuk memastikan kekuatan struktur, tim teknis memasang lebih dari satu panel penyangga sebelum melanjutkan ke tahap pemasangan lantai jembatan. Jika kondisi cuaca mendukung dan tidak ada kendala di lapangan, jembatan bailey ini ditargetkan rampung 100 persen pada Rabu, 17 Desember mendatang.
Meski sempat tertunda akibat hujan deras beberapa hari lalu, optimisme tetap tinggi. Kehadiran jembatan ini diharapkan segera memulihkan konektivitas wilayah Aceh, sekaligus menggerakkan kembali roda ekonomi dan aktivitas masyarakat di sepanjang jalur nasional tersebut.
Editor: Suryanto
Copyright © KABARIN 2025