News

Haedar Nashir: Pendidikan Tinggi Jadi Kunci Agar Indonesia Mampu Bersaing

Peningkatan kualitas SDM menjadi keharusan agar Indonesia mampu bertanding dan bersaing dengan negara-negara di kawasan ASEAN

Purwokerto (KABARIN) - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir, menekankan pendidikan tinggi punya peran penting buat meningkatkan daya saing bangsa lewat penguatan sumber daya manusia yang unggul, progresif, dan berkarakter sesuai nilai Pancasila, agama, serta budaya Indonesia.

Saat mengunjungi Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Purwokerto di Sokaraja, Banyumas, Haedar bilang perguruan tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah jadi bagian dari strategi Muhammadiyah untuk membangun bangsa lewat pendidikan tinggi.

Perguruan tinggi ini diarahkan menjadi kekuatan penggerak sekaligus penentu pertumbuhan kualitas SDM.

"Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus menjadi kekuatan penggerak pengembangan pendidikan yang berbasis pada penguatan SDM. Kita harus berani melompat dengan langkah-langkah progresif," katanya.

Haedar menekankan, kualitas SDM adalah kunci agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain di ASEAN yang masih unggul dalam beberapa indikator. Menurutnya, tidak ada bangsa yang bisa maju tanpa SDM yang mumpuni, jadi pengembangan pendidikan tinggi merupakan bagian strategi besar penguatan SDM nasional.

Selain itu, dia mengingatkan pembangunan bangsa tidak hanya soal fisik, tapi juga nilai atau value. Haedar menyinggung lirik lagu Indonesia Raya, "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya", sebagai prinsip pembangunan yang seimbang.

"Kalau fisik dibangun tapi jiwanya tertinggal, bangsa itu akan keropos. Sebaliknya, kalau hanya jiwanya yang dibangun tapi fisiknya tertinggal, bangsa juga akan terbelakang," ujarnya.

Haedar juga menekankan Pancasila, agama, dan kebudayaan harus jadi nilai hidup yang dipraktikkan sehari-hari, bukan sekadar norma tertulis. Agama menurutnya bisa jadi teladan yang mencerahkan masyarakat dan menebarkan nilai kebajikan.

Selain itu, dia mengingatkan pentingnya persatuan dan menghargai keberagaman suku serta budaya di era media sosial. Ujaran yang merendahkan suku lain bisa memicu perpecahan, padahal setiap suku punya keunggulan dan kekurangan.

"Kita harus bersatu dalam perbedaan itu menjadi Indonesia, bukan menjadi suku-suku bangsa yang saling bertikai," katanya.

Haedar menekankan persatuan bangsa penting agar energi kolektif bisa difokuskan membangun masa depan Indonesia yang maju, berdaya saing, dan beradab.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025
TAG: