Jakarta (KABARIN) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berhasil membantu 6.050 orang, sebagian besar pelajar, mengambil ijazah yang tertahan sepanjang 2025 lewat program pemutihan ijazah yang dijalankan dalam lima tahap.
Pada Selasa, sebanyak 2.753 pelajar mendapatkan bantuan di tahap terakhir pemutihan, termasuk 1.488 siswa sekolah swasta dan 1.265 siswa madrasah.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan total biaya pemutihan ijazah tahun ini mencapai sekitar Rp14,9 miliar dengan dukungan Baznas Bazis.
"Pemutihan ijazah tahap kelima, tahap yang terakhir, berjumlah akhirnya total 6.050 ijazah yang diputihkan di tahun 2025 dengan biaya kurang lebih Rp14,9 miliar, bekerja sama dengan Baznas Bazis," ujar Pramono di Balai Kota.
Dia menambahkan ada pelajar yang harus menunggu hingga lima tahun untuk menebus ijazah karena kendala biaya, sehingga program ini sangat berarti. Pramono berharap program pemutihan ijazah bisa berlanjut pada 2026.
"Karena saya yakin bahwa pasti masih banyak yang belum bisa mengambil ijazah. Pemprov DKI hadir untuk bisa memberikan ruang kesempatan bagi siapapun agar bisa mendapatkan ijazah, karena ini adalah hak," katanya.
Target Pemprov DKI pada tahun depan adalah membantu sekitar 6.000 pelajar menebus ijazah mereka melalui program ini. Pramono menambahkan program ini kini sudah dikenal luas sehingga masyarakat sendiri terdorong untuk melaporkan ijazah yang belum diambil.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana merinci bahwa total biaya pemutihan ijazah 6.050 siswa mencapai Rp14.904.310.771.
"Sumber bantuan ini dari beberapa kolaborator, terutama dari Baznas Bazis Provinsi DKI Jakarta," ungkap Nahdiana.
Editor: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Copyright © KABARIN 2025