Manila (KABARIN) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menyoroti bahaya konsumsi alkohol di kawasan Pasifik Barat. Menurut data terbaru, sekitar 500 ribu orang meninggal setiap tahun akibat penyebab yang berkaitan dengan alkohol — itu berarti hampir satu kematian setiap menitnya.
Dalam keterangannya pada Rabu (29/10), WHO menyebut alkohol bukan hanya memengaruhi kesehatan individu, tetapi juga berdampak luas pada keluarga, masyarakat, dan tatanan sosial.
“Alkohol dikaitkan dengan lebih dari 200 penyakit dan cedera. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh peminum, tetapi juga oleh orang-orang di sekitarnya,” ungkap WHO.
Data WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2022, rata-rata konsumsi alkohol di kawasan Pasifik Barat mencapai 5,2 liter per kapita per tahun, lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang berada di angka 5 liter.
Perlu kamu tahu bahwa wilayah Pasifik Barat itu meliputi Asia dan Australia, atau wilayah yang membentang dari Tiongkok hingga Selandia baru, mencakup negara-negara seperti Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan Jepang.
Angka ini menunjukkan bahwa kebiasaan minum alkohol masih menjadi masalah serius di kawasan tersebut, terutama dengan maraknya pemasaran yang menormalisasi konsumsi alkohol di kalangan muda melalui media sosial dan platform digital.
Sebagai upaya mengatasi masalah ini, WHO meluncurkan kampanye regional bertajuk “Alcohol Leaves a Mark”. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik tentang bahaya alkohol dan mendorong kebijakan yang lebih ketat dari pemerintah.
Melalui kampanye ini, WHO mengajak para pembuat kebijakan, tenaga kesehatan, media, dan masyarakat luas untuk:
✅ Membatasi dan mengatur pemasaran alkohol
✅ Meningkatkan pajak dan harga minuman beralkohol
✅ Mengurangi ketersediaan alkohol di pasaran
✅ Menegakkan aturan terhadap pengemudi di bawah pengaruh alkohol
✅ Menyediakan layanan pengobatan dan dukungan bagi penderita gangguan penggunaan alkohol
“Tanpa regulasi yang lebih ketat, konsumsi alkohol akan terus meningkat dan menimbulkan dampak sosial-ekonomi yang luas,” tegas WHO.
Konsumsi alkohol bukan sekadar soal gaya hidup — tapi soal kesehatan dan masa depan masyarakat. Dampaknya bisa memicu berbagai penyakit serius seperti liver, kanker, hipertensi, dan gangguan mental, serta meningkatkan risiko kecelakaan dan kekerasan rumah tangga.
Dengan regulasi yang lebih ketat, edukasi publik, dan kesadaran kolektif, WHO berharap masyarakat dunia bisa hidup lebih sehat dan terbebas dari bahaya alkohol yang selama ini sering dianggap biasa.