Jakarta (KABARIN) - Melamar pekerjaan terlihat sederhana, tapi kenyataannya ada banyak hal kecil yang bisa mengurangi peluangmu diterima. Untuk Gen Z yang baru lulus atau baru memulai karier sering tidak menyadari kesalahan-kesalahan ini, padahal dampaknya cukup signifikan.
Untuk membantu meningkatkan peluang diterima, penting mengetahui hal-hal yang sebaiknya dihindari. Berikut sepuluh kesalahan umum yang jarang disadari namun sangat penting diperhatikan agar lamaran kerja terlihat lebih profesional dan efektif.
10 kesalahan saat melamar kerja yang jarang diketahui oleh Gen Z
1. Pakai CV dan surat lamaran yang sama untuk semua lowongan
Sering banget pelamar mengirim dokumen yang sama ke semua posisi. Padahal tiap pekerjaan punya fokus dan kebutuhan yang berbeda. Supaya terlihat lebih relevan, ubah CV dan surat lamaran sesuai posisi yang kamu lamar, tunjukkan kalau kamu paham tugas dan kualifikasi yang dibutuhkan.
2. Gagal memahami deskripsi pekerjaan
Banyak yang cuma sekadar membaca lowongan sekilas dan langsung kirim lamaran. Akibatnya, dokumen lamaran nggak sesuai kriteria. Luangkan waktu untuk membaca deskripsi pekerjaan dengan detail agar kamu bisa menyesuaikan CV dan jawaban saat wawancara.
3. Media sosial kurang rapi dan profesional
HRD sering ngecek profil media sosial calon karyawan. Foto atau postingan yang kurang pantas bisa bikin kesan negatif. Buat Gen Z yang aktif di medsos, pastikan profilmu rapi, profesional, atau setidaknya dibatasi supaya hal-hal pribadi nggak kelihatan.
4. Surat lamaran terlalu biasa dan kurang menarik
Surat lamaran yang standar dan umum biasanya langsung di-skip. HRD ingin tahu alasan spesifik kenapa kamu ingin kerja di posisi itu. Buat surat lamaran yang menonjol, fokus ke kemampuanmu, dan jelaskan kontribusi nyata yang bisa kamu berikan.
5. CV tidak menonjolkan hasil atau prestasi
CV yang cuma mencantumkan tanggung jawab kerja kurang menarik. Perusahaan lebih suka pelamar yang bisa menunjukkan dampak nyata dari pekerjaan mereka, misalnya melalui angka atau proyek sukses. Contoh: “Meningkatkan followers Instagram perusahaan 25 persen dalam 2 bulan” lebih memikat dibanding sekadar “mengelola media sosial”.
6. Banyak typo atau kesalahan bahasa
Kesalahan ketik atau bahasa sering dianggap sepele, padahal bisa merusak kesan pertama. Gen Z yang terbiasa mengetik cepat kadang melewatkan detail ini. Selalu cek ulang dokumenmu, atau minta teman meninjau sebelum dikirim.
7. Terlalu berlebihan menunjukkan antusiasme
Semangat itu penting, tapi jangan sampai terlihat putus asa atau terlalu memohon. HRD lebih menghargai pelamar yang percaya diri dan realistis. Jadi, tunjukkan kelebihanmu melalui pengalaman dan skill, bukan sekadar kata-kata lebay.
8. Membicarakan gaji terlalu cepat
Menyebut gaji tinggi di tahap awal bisa bikin perusahaan ragu. Lebih aman menunggu hingga tahap wawancara atau saat sudah ada tawaran resmi untuk membahas kompensasi.
9. Tidak mengetahui perusahaan dengan baik
Beberapa pelamar nggak tahu visi, misi, produk, atau budaya perusahaan. Hal ini bisa terlihat saat wawancara atau di surat lamaran, dan memberi kesan kurang siap. Gen Z, luangkan waktu untuk research dulu sebelum apply.
10. Mengabaikan pentingnya networking
Jaringan profesional masih sangat membantu untuk membuka peluang kerja. Pelamar yang jarang membangun relasi biasanya kehilangan kesempatan yang bisa datang dari rekomendasi atau kenalan.
Kesepuluh hal di atas bisa bikin peluangmu menurun di semua tahap seleksi, dari penyaringan dokumen sampai wawancara. Di dunia kerja yang kompetitif, perhatian pada detail kecil bisa jadi pembeda. Bagi Gen Z, selain skill dan pendidikan, cara melamar yang profesional dan siap adalah kunci supaya peluang diterima lebih besar. Jangan remehkan hal-hal kecil ini, karena bisa menentukan masa depan kariermu!