Indonesia punya dua jalan agar bisa turunkan pasukan perdamaian ke Gaza

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menjelaskan bahwa Indonesia memiliki dua opsi agar bisa memperoleh izin internasional sebelum mengirim pasukan perdamaian ke Gaza. Ia menegaskan bahwa restu dari pihak luar menjadi syarat penting supaya proses pengiriman berjalan tanpa hambatan.

“Ada dua alternatif. Alternatif pertama adalah di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” ujar Sjafrie saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Jumat.

Ia mengingatkan bahwa Indonesia dan PBB sudah lama bekerja sama lewat misi perdamaian di sejumlah wilayah konflik mulai dari Afrika hingga Lebanon.

“Alternatif kedua yakni di bawah persetujuan organisasi internasional yang diinisiasikan oleh Presiden Amerika Serikat,” lanjutnya.

Untuk opsi ini, diperlukan komunikasi intensif antar pemimpin negara demi mencapai kesepakatan yang berlaku di tingkat global.

Sjafrie juga menyebut bahwa dukungan negara-negara yang berpengaruh dalam konflik Gaza akan sangat menentukan. Ia mengatakan bahwa Indonesia siap bergerak jika negara Arab seperti Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, dan Uni Emirat Arab memberikan lampu hijau.

“Bagi negara-negara Arab, yaitu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar dan Uni Emirat Arab, kalau itu menyatakan silahkan, maka Indonesia dengan senang hati akan melibatkan,” jelas Sjafrie.

Ia juga menyebutkan bahwa dukungan Israel tetap diperlukan. “Tentu saja (termasuk) Israel, karena Israel adalah bagian yang sangat kompeten di dalam persoalan ini,” kata Sjafrie.

Sebagai persiapan, sebanyak 20.000 personel TNI yang terdiri dari tenaga kesehatan dan pasukan Zeni sudah disiapkan untuk menjalankan misi kemanusiaan di Gaza.

Sjafrie berharap seluruh persyaratan internasional dapat dipenuhi sehingga Indonesia bisa segera ikut berkontribusi menjaga perdamaian di wilayah tersebut.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka