Jakarta (KABARIN) - Umat Hindu di berbagai daerah di Indonesia merayakan Hari Raya Galungan pada Rabu 19 November 2025. Perayaan ini berlangsung setiap 210 hari menurut kalender Saka Bali, sehingga jatuh dua kali dalam satu tahun Masehi.
Setelah Galungan, umat Hindu akan menyambut Hari Raya Kuningan pada Sabtu 29 November 2025. Jarak perayaan kedua hari raya ini selalu sepuluh hari. Tidak hanya di Bali, warga Hindu Tengger di kawasan Bromo juga merayakan Galungan dan Kuningan.
Tradisi mereka sempat berbeda dari Bali, namun lama-kelamaan menyesuaikan setelah ajaran Hindu Dharma mulai berkembang di Tengger sejak tahun 1980-an.
Walaupun Galungan bukan hari libur nasional, Pemerintah Provinsi Bali memberikan dispensasi agar umat Hindu di Bali dapat menjalankan ritual keagamaannya dengan khusyuk.
Makna Hari Raya Galungan
Secara bahasa, Galungan berarti bertemu atau bersatu. Makna ini merujuk pada bersatunya kekuatan rohani yang membantu manusia memenangkan kebaikan. Karena itu, Galungan dipahami sebagai simbol kemenangan dharma atas adharma.
Menurut penjelasan dari Bagian Organisasi Setda Kabupaten Buleleng, Galungan mengingatkan umat untuk terus menaklukkan sifat buruk dalam diri seperti iri hati, amarah, keserakahan, dan kemalasan yang disebut sebagai adharma. Perayaan ini bukan hanya ritual spiritual tetapi juga momentum mempererat hubungan antarkeluarga dan masyarakat.
Galungan juga identik dengan penjor, hiasan bambu yang dipasang di depan rumah atau sepanjang jalan. Penjor bukan sekadar dekorasi karena melambangkan kemakmuran, kemenangan, dan bentuk pengabdian bahwa segala rezeki berasal dari Ida Sang Hyang Widhi.
Rangkaian Perayaan Hari Raya Galungan
Dalam satu tahun Masehi, Galungan biasanya dirayakan dua kali. Puncak Galungan pertama di tahun 2025 jatuh pada 23 April 2025 dan Kuningan berlangsung pada 3 Mei 2025.
Perayaan kedua di tahun yang sama berlangsung pada 19 November 2025. Rangkaian menuju Galungan sudah dimulai sejak sehari sebelumnya, yaitu Penampahan Galungan pada 18 November. Setelah Galungan pada 19 November, umat melanjutkan dengan Umanis Galungan pada 20 November yang biasanya dipenuhi suasana hangat dan kegiatan kekeluargaan.
Hari Raya Kuningan berikutnya dirayakan pada 29 November 2025 dengan Penampahan Kuningan sehari sebelumnya.
Ritual Galungan mencakup proses penyucian diri dan alam hingga perayaan atas kemenangan dharma. Pada puncak perayaan, umat Hindu sembahyang di pura untuk mengaturkan persembahan serta rasa syukur atas anugerah yang diterima. Setelah itu, banyak keluarga berkumpul atau saling mengunjungi kerabat untuk merayakan kebersamaan yang menjadi bagian penting dari tradisi Galungan.