"Difokuskan kepada prajurit di bidang kesehatan untuk membantu masyarakat sipil dan prajurit yang membidangi konstruksi, guna melaksanakan perbaikan infrastruktur masyarakat yang hancur di wilayah konflik Gaza,"
Jakarta (KABARIN) - Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Tunggul mengatakan TNI AL telah mempersiapkan prajurit di bidang kesehatan dan konstruksi Zeni untuk diberangkatkan dalam misi perdamaian di Gaza, Palestina.
Hal tersebut dilakukan TNI AL sesuai dengan mandat Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin.
"Difokuskan kepada prajurit di bidang kesehatan untuk membantu masyarakat sipil dan prajurit yang membidangi konstruksi, guna melaksanakan perbaikan infrastruktur masyarakat yang hancur di wilayah konflik Gaza," kata Tunggul saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Menurut Tunggul, prajurit di bidang kesehatan dan Zeni konstruksi dipilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Gaza.
Dia melanjutkan, seluruh prajurit yang dipilih dipastikan telah memiliki pengalaman menjalankan misi operasi militer selain perang (OMSP) di dalam maupun luar negeri.
Saat ditanya berapa jumlah prajurit yang telah disiapkan TNI AL untuk dikirim ke Gaza, Tunggul tidak menjelaskan secara rinci. Dia hanya memastikan TNI AL tinggal menunggu persetujuan dari pemerintah pusat dan Panglima TNI untuk pengiriman pasukan TNI AL ke Gaza.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan TNI telah menyiapkan 20.000 prajurit untuk diturunkan dalam misi perdamaian di Gaza.
"Kita maksimalkan 20.000 prajurit kita siapkan, tetapi spesifikasinya kepada kesehatan dan juga konstruksi," kata Sjafrie di kantor Kementerian Pertahanan, Jumat (14/11).
Sjafrie menjelaskan, penyiapan pasukan dalam jumlah besar itu dilakukan berdasarkan perintah Presiden Prabowo Subianto.
Nantinya, para pasukan itu akan menjalankan beberapa tugas kemanusiaan seperti memberikan layanan kesehatan kepada warga yang jadi korban perang hingga membangun infrastruktur untuk kebutuhan masyarakat setempat.
"Pasukan yang akan datang itu sifatnya untuk menjaga perdamaian itu bisa berlangsung lebih lama menuju kepada perundingan politik," tambah dia.
Tidak hanya pengiriman pasukan, Sjafrie juga memastikan TNI AU akan terus memberikan bantuan rutin berupa logistik melalui metode airdrop, seperti yang telah dilakukan tahun ini.
Saat ditanya kapan personel pasukan perdamaian dikirim ke Gaza, Sjafrie belum bisa memberikan tenggat waktu dengan rinci.
Dia hanya menjelaskan bahwa keputusan pengiriman pasukan akan diambil oleh Presiden Prabowo Subianto.