Putusan pengadilan Haikou menangkan konsumen dalam sengketa deposit mobil Xiaomi

waktu baca 3 menit

China (KABARIN) - Xiaomi Auto kembali jadi sorotan setelah sebuah pengadilan di Haikou, Hainan, mengabulkan gugatan seorang konsumen dan memerintahkan perusahaan terkait Xiaomi mengembalikan deposit dalam jumlah dua kali lipat. Total uang yang harus dikembalikan mencapai 10.000 yuan yang setara sekitar Rp23,5 juta.

Laporan Carnewschina menyebut putusan ini jadi yang pertama di China terkait aturan pembayaran penuh sebelum kendaraan diserahkan oleh Xiaomi Auto. Pengadilan Rakyat Distrik Meilan Haikou menilai ada hal yang tidak beres dalam perjanjian pembelian yang dianggap kurang adil bagi konsumen.

Dalam putusan yang diterima tim hukum penggugat usai sidang awal November, Haikou Xiaomi Jingming Technology Co., Ltd. dan Xiaomi Jingming Technology Co., Ltd. diwajibkan mengembalikan dana Nyonya Li dalam waktu sepuluh hari setelah keputusan inkrah. Pengacara Liu Wei mengonfirmasi hal itu dan menambahkan bahwa belum jelas apakah Xiaomi akan membawa kasus ini ke tingkat banding.

Masalah bermula ketika Nyonya Li membayar deposit 5.000 yuan pada 19 Juli 2024 untuk memesan mobil Aurora Purple SU7 Max. Pada Oktober, ia diberi tahu mobilnya sudah hampir sampai di diler, tetapi ia meminta waktu tambahan karena kondisi keuangan. Xiaomi setuju dan menjelaskan masa berlaku pesanan adalah 360 hari.

Situasi berubah ketika pada awal Desember pihak Xiaomi menuntut pembayaran penuh 313.900 yuan dalam tujuh hari. Jika tidak, pesanan dibatalkan dan deposit hangus. Tekanan itu membuat Nyonya Li keberatan karena sebelumnya sudah ada kesepakatan penundaan. Namun Xiaomi tetap membatalkan pesanan dan menahan depositnya.

Lewat berbagai jalur, dari hotline konsumen hingga lembaga pengawas pasar, Nyonya Li mencoba mendapatkan kembali depositnya tetapi selalu mentok. Ia akhirnya memilih menempuh jalur hukum.

Pengadilan mempertanyakan sikap Xiaomi yang menuntut pembayaran penuh meski sudah sepakat menunda produksi. Apalagi Xiaomi Auto secara resmi pernah menyatakan lewat publikasi pada 1 Mei 2024 bahwa “Xiaomi mendukung pembayaran sisa biaya setelah inspeksi kendaraan”. Hal itu menjadi dasar pengadilan menilai bahwa konsumen berhak percaya pada komitmen tersebut.

Pengadilan juga menilai aturan pemaksaan pembayaran penuh sebelum inspeksi dan ancaman pembatalan pesanan sebagai klausul yang “tidak adil dan tidak wajar”. Aturan itu dianggap memberatkan konsumen dan menghalangi hak mereka memeriksa kualitas mobil sebelum membayar.

Dalam analisisnya, pengadilan menyatakan Xiaomi tetap memproduksi mobil meski sudah ada permintaan penundaan produksi. Kebijakan tersebut dianggap bertentangan dengan kesepakatan tambahan yang sudah dibuat.

Karena berbagai pertimbangan itu, pengadilan menyatakan klausul tertentu dalam kontrak pembelian tidak berlaku dan memutuskan Xiaomi harus mengembalikan deposit dua kali lipat kepada Nyonya Li.

Di luar kasus ini, pasar mobil bekas yang sedang terus turun harga membuat banyak konsumen yang sudah memesan SU7 memilih merelakan deposit mereka dan membeli mobil bekas yang lebih murah.

Kondisi tersebut memberi tekanan ke Xiaomi yang kemudian mencoba meminta pembayaran lebih cepat guna mengurangi risiko kerugian akibat pembatalan pesanan massal.

Situasi ini ikut dipicu oleh deposit pemesanan Xiaomi yang tergolong kecil sehingga membuat pemesanan membludak, tetapi juga membuat risiko pembatalan semakin tinggi seiring turunnya harga mobil bekas.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka