Medan (KABARIN) - BPBD Tapanuli Selatan melaporkan sebanyak 15 orang meninggal dunia akibat bencana alam yang melanda wilayah ini.
Rinciannya satu warga Sipirok, satu warga Angkola Barat, dan 13 warga dari Kecamatan Batangtoru. Selain itu, sekitar 3.000 kepala keluarga terpaksa mengungsi karena hujan deras sejak Senin pagi menyebabkan sungai meluap dan tebing runtuh di beberapa titik.
Kepala Pelaksana BPBD Tapanuli Selatan Zulkarnaen Siregar mengatakan pihaknya masih mendata korban dan mengevakuasi warga yang terjebak banjir. Tim gabungan dari TNI, Polri, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Basarnas juga dikerahkan untuk membuka akses jalan dan membantu proses penyelamatan.
“Curah hujan masih tinggi, sehingga evakuasi berlangsung dengan kehati-hatian. Sejumlah titik masih tergenang dan beberapa wilayah sulit dijangkau,” kata Zulkarnaen.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari mulai Selasa sambil menunggu finalisasi surat keputusan bupati.
Kebutuhan mendesak bagi para pengungsi antara lain 3.000 paket sembako, 200 family kit, 200 kitchen kit, lima tenda pengungsi, 50 tenda keluarga, 500 kasur lipat dan selimut, serta lima perahu karet. Petugas juga membutuhkan 10 chainsaw dan 100 paket alat kebersihan untuk mempercepat penanganan.
Pusat Pengendalian Operasi BNPB mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti arahan pemerintah daerah karena kondisi cuaca di pegunungan Tapanuli Selatan masih belum stabil.