Jakarta (KABARIN) - Di tengah kondisi Aceh Tamiang yang masih diguyur banjir dan akses komunikasi yang terbatas, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) memastikan tetap hadir untuk mengawal penanganan dugaan pelecehan seksual terhadap seorang mahasiswi asal Kota Langsa.
Menteri PPPA, Arifah Fauzi, menegaskan bahwa setiap dugaan kekerasan seksual harus ditangani secara serius, terlebih di wilayah bencana yang rentan terhadap eksploitasi dan berbagai tindak kekerasan.
“Kami sangat menyayangkan peristiwa ini. Negara tetap hadir untuk memastikan perempuan dan anak mendapatkan perlindungan,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu.
Kasus ini mencuat setelah video viral memperlihatkan warga mengepung seorang sopir berinisial S, yang diduga melakukan pelecehan saat korban menumpang mobil untuk melintasi wilayah banjir. Polisi telah mengamankan terduga pelaku, namun informasi detail mengenai kronologi masih terbatas.
Menurut Arifah, pihaknya belum dapat melakukan pengecekan langsung ke lokasi karena kendala komunikasi. Pemadaman listrik, gangguan jaringan, serta kondisi banjir membuat verifikasi lapangan sulit dilakukan. UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Provinsi Aceh dan Kota Langsa juga mengalami hambatan dalam berkoordinasi.
“Internet belum sepenuhnya aktif di beberapa wilayah sehingga informasi yang kami terima masih bersifat awal dan belum dapat dipastikan sepenuhnya,” jelasnya.
KPPPA memastikan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi dengan aparat serta pihak terkait agar penyelidikan berjalan profesional dan hak-hak korban terlindungi.