Jakarta (KABARIN) - Dokter paru senior di Rumah Sakit Amrita, Faridabad, dr. Sourabh Pahuja mengatakan bahwa perempuan yang tinggal di kota sering menghadapi gangguan pernapasan.
“Perempuan perkotaan saat ini banyak melaporkan batuk berkepanjangan, sesak napas tanpa penyebab jelas, infeksi dada yang berulang, dan gejala awal penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK,” ujar Pahuja dikutip dari Hindustan Times, Selasa.
Selain polusi udara yang jelas menjadi ancaman, ia menekankan bahwa ada faktor tersembunyi di dalam rumah yang juga membahayakan paru-paru.
“Meskipun polusi udara tetap menjadi masalah, kebiasaan sehari-hari di rumah seringkali menggerogoti kesehatan paru-paru tanpa disadari jauh sebelum gejala muncul,” tambahnya.
Beberapa pemicu yang bisa menimbulkan gangguan pernapasan antara lain ventilasi rumah yang buruk, penggunaan pembersih kimia berlebihan seperti pemutih atau semprotan, serta paparan zat kimia dosis rendah yang menumpuk.
Aerosol dari deodoran, penyegar udara, atau semprotan nyamuk juga bisa masuk ke paru-paru dalam bentuk partikel halus. Penggunaan AC terlalu sering bisa membuat saluran napas kering sehingga paru lebih rentan terhadap infeksi dan alergen, apalagi ditambah gaya hidup work from home yang minim aktivitas fisik.
Paparan polusi dari kendaraan bermotor, kebiasaan mengobati sendiri batuk dan pilek, serta menunda pemeriksaan medis juga meningkatkan risiko penyakit paru kronis bagi wanita perkotaan.