Jakarta (KABARIN) - Mie instan memang jadi primadona ketika perut keroncongan dan waktu terbatas. Cepat, murah, dan rasanya nagih. Tapi di balik kepraktisannya, banyak orang penasaran: sebenarnya berapa lama sih mie instan bertahan dan dicerna di dalam perut?
Pertanyaan ini wajar muncul karena mie instan mengandung pengawet, tinggi natrium, dan diproses dengan cara yang berbeda dari makanan segar. Memahami bagaimana tubuh mengolah mie instan bukan cuma soal rasa ingin tahu, tapi penting juga buat membantu kamu mengatur pola makan dan menjaga kesehatan pencernaan jangka panjang.
Berikut penjelasan lengkapnya.
Mie instan dicerna berapa lama?
Mie instan punya campuran bahan tambahan yang, kalau dikonsumsi terlalu sering, bisa kurang baik untuk tubuh. Salah satu hal yang sering jadi sorotan adalah waktu cerna yang lebih lama dibandingkan makanan segar.
Rata-rata, mie instan bisa bertahan di dalam lambung selama sekitar 3–5 jam sebelum bergerak ke tahap pencernaan berikutnya. Pada beberapa orang, seluruh proses, mulai dari masuk hingga akhirnya keluar tubuh, bahkan bisa memakan waktu 1–3 hari.
Kenapa bisa lama? Ada beberapa penyebabnya.
Pertama, mie instan biasanya digoreng saat proses produksi sehingga kandungan lemak jenuh di dalamnya cukup tinggi. Lemak ini membuat makanan lebih sulit keluar dari lambung menuju usus.
Kedua, adanya bahan pengawet membuat struktur mie instan jadi lebih padat dan tidak mudah hancur. Berbeda dengan mie segar yang cenderung cepat terurai.
Selain itu, mie instan hampir tidak mengandung serat. Akibatnya, usus bekerja lebih lama untuk memprosesnya, dan makanan pun bertahan lebih lama di saluran cerna.
Beberapa faktor lain yang memengaruhi cepat lambatnya pencernaan mie instan antara lain:
• Kandungan gizi: Serat yang rendah membuat pencernaan lebih lambat.
• Metabolisme individu: Setiap orang punya ritme metabolisme berbeda, jadi waktu cerna pun tidak sama.
Batas aman makan mie instan
Mie instan memang mengandung karbohidrat, lemak, dan sedikit protein. Tapi di saat yang sama, makanan ini punya kadar natrium tinggi serta bahan tambahan seperti perisa, pewarna, dan pengawet.
Yang paling perlu diperhatikan adalah tingginya natrium. Kalau makan mie instan terlalu sering, asupan garam berlebih bisa memberi dampak kurang baik buat kesehatan.
Selain itu, mie instan minim serat, vitamin, dan mineral, sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi harian dengan seimbang. Karena itu, ahli gizi menyarankan agar konsumsi mie instan dibatasi.
Idealnya, mie instan cukup dikonsumsi 1–2 kali dalam seminggu, dan sebaiknya dipadukan dengan bahan tambahan yang lebih sehat seperti sayuran, telur, atau sumber protein lainnya.
Mengonsumsi mie instan sesekali sebenarnya aman, asal tidak berlebihan.