Jakarta (KABARIN) - New York Fashion Week kini resmi melarang desainer menggunakan bulu binatang asli dalam koleksi mereka mulai September 2026, pengumuman ini disampaikan oleh Dewan Perancang Busana Amerika.
Menurut New York Post, pagelaran mode yang digelar dua kali setahun ini menetapkan Februari 2026 sebagai kesempatan terakhir bagi desainer menampilkan karya yang memakai bulu atau kulit hewan. Keputusan ini lahir dari kerja sama dengan Humane World for Animals dan Collective Fashion Justice.
“Jadwal bulan September dipilih untuk memberi para desainer ruang dan waktu untuk menyesuaikan materi dan rencana pertunjukan mereka. CFDA akan mendukung para desainer selama masa transisi dan menyediakan sumber daya tentang alternatif,” bunyi pernyataan resmi tersebut.
Larangan ini berlaku untuk bulu yang berasal dari hewan yang dibunuh khusus untuk diambil bulunya, termasuk cerpelai, rubah, kelinci, domba karakul, chinchilla, coyote, dan anjing rakun. Pengecualian hanya berlaku bagi bulu yang diperoleh masyarakat adat melalui praktik berburu tradisional.
Presiden CFDA, Steven Kolb, menyebut NYFW sebelumnya hanya menampilkan bulu dan bahan eksotis dalam jumlah terbatas. Beberapa desainer besar seperti Chanel, Marc Jacobs, Coach, Michael Kors, Prada, dan Armani telah menghapus bulu dari koleksi mereka secara bertahap sejak akhir 2010-an.
“Konsumen semakin menjauhi produk yang terkait dengan kekejaman terhadap hewan, dan kami ingin memposisikan fesyen Amerika sebagai pemimpin di bidang tersebut, sekaligus mendorong inovasi material,” kata Kolb.
Langkah ini juga sejalan dengan tren global, setelah London Fashion Week melarang bulu binatang pada 2023 dan pekan mode di Kopenhagen, Berlin, Stockholm, Amsterdam, Helsinki, dan Melbourne mengikuti jejak serupa. Emma Håkansson dari Collective Fashion Justice berharap sikap ini akan mendorong Milan dan Paris Fashion Week untuk melakukan hal yang sama.
Selain itu, Condé Nast melalui Vogue, Vanity Fair, dan Glamour, serta ELLE dan InStyle, telah melarang penggunaan bulu hewan dalam konten editorial dan iklan sejak awal tahun ini. Larangan ini juga menghormati praktik tradisional masyarakat adat di Amerika Utara yang tetap bisa memakai kulit hewan untuk pakaian dan hiasan budaya.