Ratusan musisi dunia kompak boikot platform Israel demi dukung Palestina

waktu baca 2 menit

Yerusalem/Istanbul (KABARIN) - Lebih dari 400 musisi dan seniman internasional baru saja mengumumkan aksi boikot budaya dengan menarik karya mereka dari layanan streaming asal Israel. Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap serangan yang terus dilancarkan Israel ke Gaza, yang menyebabkan warga Palestina, terutama anak-anak, mengalami kelaparan dan krisis kemanusiaan.

Gerakan boikot ini hadir dengan slogan “No Music for Genocide” yang menyerukan agar musik mereka tidak diputar di platform Israel. Pesannya jelas, para seniman menolak karya mereka digunakan di tengah situasi yang dianggap melanggar kemanusiaan.

Sejumlah nama besar pun ikut serta dalam aksi ini, mulai dari band legendaris Massive Attack, Primal Scream, Japanese Breakfast, hingga musisi seperti Carole King, Rina Sawayama, dan MO. Kehadiran mereka membuat gerakan ini semakin mendapat sorotan luas di dunia internasional.

Dalam pernyataan resminya, para penyelenggara menegaskan tujuan aksi ini adalah menekan label rekaman raksasa seperti Sony, Universal, dan Warner agar mengambil sikap tegas. Mereka mencontohkan bagaimana label-label tersebut ikut menanggapi invasi Rusia ke Ukraina dan berharap kali ini pun bisa melakukan hal yang sama terhadap Israel.

“Budaya memang tidak bisa menghentikan bom sendirian. Tapi budaya bisa membantu menolak penindasan, mengubah opini publik ke arah keadilan, serta melawan pencucian citra lewat seni,” begitu bunyi pernyataan gerakan tersebut.

Aksi boikot musik ini bukan satu-satunya, melainkan bagian dari gelombang protes lebih besar yang datang dari dunia seni, olahraga, hingga komunitas internasional yang sama-sama menolak agresi Israel di Gaza.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka