Ratusan tenda pengungsi di Gaza terendam banjir akibat hujan dua hari beruntun

waktu baca 2 menit

Gaza (KABARIN) - Ratusan tenda yang menampung warga Palestina yang mengungsi di seluruh Jalur Gaza kembali terendam untuk hari kedua berturut-turut pada Kamis karena hujan deras sepanjang malam akibat badai musim dingin baru.

Tenda-tenda tersebut tergenang setelah hujan turun tanpa henti sejak dini hari hingga malam. Kondisi tersebut semakin memperburuk kondisi keluarga yang telah terusir akibat dua tahun genosida Israel, menurut koresponden Anadolu.

Badan Pertahanan Sipil Gaza menyatakan pada Kamis bahwa mereka mengevakuasi puluhan tenda di Rafah, Gaza selatan, setelah seluruh area pengungsian terendam sepenuhnya.

Juru bicara badan itu, Mahmoud Basal, pada Rabu memperingatkan bahwa lebih dari 250.000 keluarga di kamp-kamp pengungsian rentan terhadap cuaca dingin dan genangan air karena kondisi tenda yang sudah usang.

Badan tersebut juga mengingatkan bahwa situasi kemanusiaan dapat memburuk jika badai terus berlanjut, terutama karena tidak ada tempat penampungan sementara yang tersedia bagi keluarga yang mengungsi.

Adapun pada Selasa (9/12), Kantor Media Pemerintah Gaza memperingatkan bahwa sistem tekanan rendah kutub akan melanda wilayah tersebut mulai Rabu hingga Jumat malam dan mengancam ratusan ribu keluarga pengungsi.

Sejak Rabu, ribuan tenda yang menampung para penyintas perang Israel berubah menjadi genangan air, membuat alas tidur, pakaian, dan persediaan makanan basah kuyup, serta ratusan keluarga Palestina terpapar dingin tanpa kehangatan dan tanpa perlindungan.

Menurut data sebelumnya dari kantor media, Gaza membutuhkan sekitar 300.000 tenda dan unit rumah prefabrikasi untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal paling dasar pasca perang selama dua tahun yang menghancurkan infrastruktur.

PBB memperkirakan biaya rekonstruksi Gaza mencapai sekitar 70 miliar dolar AS (sekitar 1.167 triliun) akibat perang Israel, yang telah menewaskan lebih dari 70.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 171.000 orang.

Serangan Israel tersebut baru berhenti setelah perjanjian gencatan senjata mulai berlaku pada 10 Oktober.

Sumber: Anadolu

Bagikan

Mungkin Kamu Suka