Beijing meminta Meksiko untuk mempertimbangkan ulang rencana kenaikan tarif impor yang bakal mulai berlaku 1 Januari mendatang. Kebijakan itu dinilai merugikan China dan sejumlah negara Asia lain, termasuk Indonesia.
Senat Meksiko pada Rabu (10/12) resmi mengesahkan aturan baru yang menaikkan tarif hingga 50 persen untuk lebih dari 1.400 jenis produk. Daftarnya panjang: mulai dari mobil, suku cadang kendaraan, tekstil, pakaian, baja, plastik, hingga alas kaki dan peralatan rumah tangga.
Aturan ini otomatis berdampak pada negara-negara yang tidak punya perjanjian perdagangan bebas dengan Meksiko, seperti China, Korea Selatan, India, Thailand, dan Indonesia.
Di tengah tekanan dari Amerika Serikat dan hubungan dagang yang lagi panas-panasnya, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum tetap membela kebijakan tersebut. Ia menegaskan kenaikan tarif itu dibuat untuk menguatkan industri dalam negeri.
Namun, Kementerian Perdagangan China menyebut langkah Meksiko sebagai tindakan sepihak dan proteksionis. Beijing meminta Meksiko meninjau ulang kebijakan tersebut, sekaligus menegaskan penolakannya terhadap segala bentuk kenaikan tarif sepihak.
China juga mengingatkan bahwa hubungan dagang dengan Meksiko sangat penting. Di tengah situasi global yang makin rumit dan tren proteksionisme yang meningkat, Beijing berharap kedua negara bisa menjaga komunikasi, mengelola perbedaan, dan menjaga kestabilan perdagangan.
Sebagai respons, pemerintah China sejak akhir September sudah memulai penyelidikan terkait potensi hambatan perdagangan dan investasi yang dilakukan Meksiko. Prosesnya masih berjalan.
Berdasarkan data WTO dari PBB, nilai impor Meksiko dari China tahun lalu mencapai 129,79 miliar dolar AS atau sekitar Rp2,1 kuadriliun. Sementara ekspor Meksiko ke China hanya 9,08 miliar dolar AS (sekitar Rp151,3 triliun). Total perdagangan kedua negara menyentuh 138,87 miliar dolar AS.
Kebijakan tarif ini muncul tak lama setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengenakan tarif lima persen pada ekspor Meksiko. Ancaman itu disampaikan lewat Truth Social pada 8 Desember, terkait sengketa pembagian air berdasarkan perjanjian 1944. Trump menuntut Meksiko mengalirkan 200.000 acre-feet air sebelum akhir tahun untuk membantu pasokan air di Texas.
Saat ini, AS masih jadi mitra dagang terbesar Meksiko, dengan total perdagangan tahunan sekitar 334 miliar dolar AS (sekitar Rp5.568 triliun).
Sumber: Anadolu