Jakarta (KABARIN) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan bahwa Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di tiap daerah berperan sebagai benteng dalam melindungi generasi muda dari fenomena radikalisasi berbasis peniruan atau memetic radicalization sejak dini.
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono menyoroti serius ancaman radikalisasi digital yang kini menyasar anak muda melalui media sosial.
"FKPT harus hadir di sini menjadi benteng pertahanan karena ada tahapan radikalisasi yang sangat terstruktur di dunia digital. Jaringan teror menggunakan media sosial sebagai wadah memetic radicalization," kata Komjen Pol. Eddy saat membuka Rapat Koordinasi Nasional FKPT Ke-8 Tahun Anggaran 2025 di Jakarta, Selasa, seperti dikonfirmasikan.
Eddy menjelaskan bahwa radikalisasi digital kini berjalan jauh lebih cepat dibanding cara tradisional yang memakan waktu 3 sampai 5 tahun. Sekarang prosesnya hanya butuh 3 sampai 5 bulan.
Tahapannya dimulai dengan digital grooming, di mana pelaku membangun komunitas untuk menimbulkan rasa nyaman dan kebersamaan bagi korban. Setelah itu, korban dibawa ke platform yang lebih tertutup untuk dieksploitasi lebih lanjut.
"Tadinya mereka membutuhkan tiga atau lima tahun untuk melakukan radikalisasi terhadap individu, kini hanya tiga sampai lima bulan saja," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Pencegahan BNPT Brigadir Jenderal TNI Sigit Karyadi mengatakan Rakornas ini juga menjadi ajang evaluasi dan pedoman kegiatan FKPT di lapangan.
"Fokus utama kami adalah melakukan evaluasi dan monitoring terhadap akuntabilitas pelaksanaan kegiatan, sekaligus meningkatkan efektivitas kebijakan program FKPT di masa mendatang," ujar Sigit.
Rakornas FKPT Ke-8 menjadi penutup rangkaian program pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan terorisme melalui FKPT sepanjang tahun anggaran 2025.