Moskow (KABARIN) - Polisi New South Wales memberlakukan pembatasan aktivitas berkumpul di ruang publik di seluruh wilayah Sydney selama dua pekan ke depan. Kebijakan ini muncul menyusul insiden penembakan di Pantai Bondi yang mengguncang Australia dan memicu pengetatan aturan keamanan.
Mengutip laporan ABC Australia, Komisaris Polisi NSW Mal Lanyon menyebut langkah ini diambil seiring pemerintah pusat memperkeras regulasi soal kepemilikan senjata dan pengawasan aksi massa. Menurutnya, situasi saat ini membutuhkan kewaspadaan ekstra agar kondisi tetap kondusif.
Setelah serangan tersebut, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyampaikan komitmen pemerintah untuk memperketat aturan senjata api. Ia menegaskan bahwa kepemilikan senjata oleh warga sipil harus dibatasi secara ketat demi keselamatan publik.
Pemerintah NSW kemudian mengesahkan revisi undang-undang senjata api pada Rabu. Aturan baru ini memberi kewenangan tambahan kepada polisi untuk melarang aksi demonstrasi di jalan hingga tiga bulan apabila dinilai berpotensi terkait terorisme.
Lanyon menilai aksi unjuk rasa di tengah situasi sensitif bisa berdampak negatif. “memperburuk rasa takut dan perpecahan di masyarakat,” ujarnya seperti dikutip media setempat pada Kamis.
Ia menambahkan bahwa kepolisian terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta tokoh masyarakat agar penerapan aturan baru berjalan terbuka dan mampu menjaga rasa aman sekaligus persatuan warga.
Insiden penembakan di Pantai Bondi terjadi pada 14 Desember saat berlangsung acara penyalaan lilin Hanukkah. Polisi menyebut pelaku adalah seorang pria berusia 50 tahun dan anaknya yang berumur 24 tahun.
Serangan itu menewaskan 16 orang, termasuk salah satu pelaku, dan melukai sekitar 40 lainnya. Peristiwa tersebut menjadi salah satu tragedi paling mematikan di Australia dalam beberapa tahun terakhir dan langsung memicu respons keras dari pemerintah.
Sumber: SPU