Jakarta (KABARIN) - Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto angkat suara soal insiden pengibaran kain umbul umbul yang mirip bendera Gerakan Aceh Merdeka saat aparat membubarkan aksi di Lhokseumawe, Aceh. Peristiwa itu sempat memicu suasana tegang di lokasi.
Agus menegaskan pihaknya tidak akan mentoleransi aksi provokatif apa pun, termasuk pengibaran simbol GAM, terlebih ketika pemerintah bersama masyarakat sedang fokus menangani dampak banjir dan longsor di Aceh.
"TNI dan semua kementerian lembaga dan masyarakat sedang bekerja untuk membantu percepatan pemulihan akibat bencana alam. Saya harapkan tidak ada kelompok-kelompok yang memprovokasi yang mengganggu proses tersebut," kata Agus saat konferensi pers Pemulihan dan Rencana Strategis Pascabencana di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin.
Ia menyampaikan seluruh unsur negara, mulai dari kementerian, lembaga, hingga TNI dan Polri, saat ini bergerak bersama mempercepat pemulihan wilayah terdampak bencana, khususnya di Aceh.
Karena itu, Panglima memastikan akan mengambil langkah tegas jika ada pihak yang sengaja memancing kericuhan. "Saya akan tindak tegas kalau ada kelompok-kelompok seperti itu," ujar Agus.
Sementara itu, Danrem 011 Lilawangsa Kolonel Inf Ali Imran menjelaskan pembubaran aksi di Jalan Nasional Banda Aceh Medan tepatnya di Simpang Kandang, Meunasah Mee, Muara Dua, Lhokseumawe memang sempat diwarnai ketegangan.
Meski begitu, proses pembubaran dilakukan tanpa kekerasan. Aparat memilih pendekatan persuasif agar situasi tetap kondusif.
Kain umbul umbul yang menyerupai bendera GAM akhirnya diserahkan secara sukarela oleh massa, yang kemudian membubarkan diri secara bertahap.
Di sisi lain, aparat juga mengamankan seorang pria yang diduga sebagai pemicu provokasi. Dari tangan pria tersebut ditemukan tas berisi senjata api jenis pistol serta senjata tajam berupa rencong.
Sumber: ANTARA