Zelenskyy Minta AS Beri Perlindungan Jangka Panjang untuk Ukraina

waktu baca 2 menit

Moskow (KABARIN) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan bahwa dirinya meminta Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar negaranya mendapat jaminan keamanan dalam jangka panjang, bahkan hingga puluhan tahun ke depan.

Permintaan itu disampaikan Zelenskyy saat bertemu langsung dengan Trump di Mar-a-Lago, Florida, pada Minggu 28 Desember. Usai pertemuan tersebut, keduanya juga ikut dalam panggilan telepon bersama para pemimpin Eropa untuk membahas situasi Ukraina.

Sebelum bertatap muka dengan Zelenskyy, Trump lebih dulu mengaku telah melakukan pembicaraan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump menyebut komunikasi itu berjalan baik dan cukup produktif.

Zelenskyy menjelaskan bahwa pembahasan dengan Trump dilakukan secara terbuka sebagai satu tim, termasuk soal masa depan keamanan Ukraina.

"Kami berbicara sebagai tim, dan kemarin kami mengkonfirmasi dengan presiden AS bahwa kami akan memiliki jaminan keamanan yang kuat dari Amerika Serikat. Memang, sekarang (jaminan) itu tidak selamanya. Dalam dokumen, itu untuk 15 tahun dengan kemungkinan perpanjangan," kata Zelenskyy.

Ia menilai durasi tersebut masih terlalu singkat. Karena itu, Zelenskyy menyampaikan keinginannya agar komitmen perlindungan bisa diperpanjang jauh lebih lama.

"Saya mengangkat masalah ini dengan presiden (Trump). Saya ingin jaminan tersebut lebih lama, dan saya mengatakan kepadanya bahwa kami sangat ingin mempertimbangkan kemungkinan 30, 40, 50 tahun," lanjut Zelenskyy seperti dikutip media Ukraina Novyny.LIVE.

Sementara itu, Trump menyebut peluang tercapainya kesepakatan damai Ukraina terbuka, dengan skema yang mencakup pengaturan keamanan dan keterlibatan besar negara-negara Eropa dalam upaya perlindungan.

Sebelumnya pada 15 Desember, Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan Uni Eropa dan Amerika Serikat telah sepakat memberi jaminan keamanan bagi Ukraina dengan konsep yang menyerupai Pasal 5 NATO.

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan Moskow dan Washington memiliki pemahaman bahwa Ukraina seharusnya kembali menjadi negara netral, tidak berpihak, dan bebas senjata nuklir.

Sumber: SPU

Bagikan

Mungkin Kamu Suka