Deepfake AI Bisa Jadi Pemicu Risiko Perang Nuklir

waktu baca 1 menit

Moskow (KABARIN) - Perkembangan kecerdasan buatan, terutama teknologi deepfake, dinilai bisa mengancam keamanan nuklir dunia, menurut laporan Foreign Affairs pada Senin.

Philip Schellekens, Kepala Ekonom Biro Regional Asia-Pasifik UNDP, memperingatkan bulan ini bahwa penggunaan AI di bidang militer bisa jadi ancaman serius bagi manusia dan menimbulkan korban jiwa besar-besaran. Ia menekankan pentingnya regulasi agar teknologi ini digunakan dengan sangat bertanggung jawab.

Deepfake adalah manipulasi audio visual berbasis AI yang bisa membuat video, audio, atau gambar palsu terlihat nyata dan meyakinkan. Risiko terbesarnya, menurut laporan, adalah teknologi ini bisa membuat pemimpin negara bersenjata nuklir salah menilai situasi dan melancarkan serangan nuklir.

AI kini memudahkan pembuatan konten palsu sehingga informasi bohong bisa tersebar cepat dan luas. Hal ini bisa memicu kesalahan besar, misalnya meyakinkan suatu negara bahwa mereka sedang diserang senjata nuklir padahal tidak.

Selain itu, deepfake bisa disalahgunakan untuk mempengaruhi pemimpin negara, memicu serangan pendahuluan, merekayasa alasan perang, menggalang dukungan publik untuk konflik, hingga menimbulkan perpecahan dalam masyarakat.

Laporan itu menekankan perlunya kewaspadaan tinggi dalam penggunaan AI supaya risiko bencana nuklir akibat konten palsu bisa diminimalkan.

Sumber: SPU

Bagikan

Mungkin Kamu Suka