Jakarta (KABARIN) - Jakarta Barat kini berada dalam kondisi waspada tinggi. Hingga Selasa (16/9), tercatat sudah ada 132 kasus campak yang menyerang warga di berbagai wilayah. Angka ini membuat masyarakat dan pihak berwenang makin waspada terhadap potensi penyebaran penyakit menular tersebut.
Menanggapi hal itu, Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat langsung tancap gas. Mereka mengintensifkan pengawasan dan menggelar imunisasi massal agar kasus campak tidak semakin meluas, sekaligus memastikan warga yang rentan terlindungi dari penyakit yang bisa berakibat serius ini.
Kepala Sudinkes Jakarta Barat, Erizon Safari, bilang bahwa pihaknya nggak cuma ngawasin kasus, tapi juga melakukan pemantauan kontak erat dan pengiriman spesimen campak. Semua ini bagian dari upaya mereka buat mengendalikan penyebaran penyakit.
Terutama di Cengkareng, Sudinkes lagi gencar melakukan outbreak response immunization (ORI) alias imunisasi kejar untuk anak-anak yang belum kebagian vaksin. Erizon juga ngajak masyarakat untuk aktif dan responsif dengan cara:
- Ikutin jadwal vaksinasi campak-rubella
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Langsung ke fasilitas kesehatan kalau muncul gejala ruam
Soal 38 kasus campak di Kelurahan Kapuk, Cengkareng, Erizon menegaskan belum bisa disebut KLB (Kejadian Luar Biasa). Kalau sampai KLB, bakal ada banyak penyesuaian termasuk soal biaya rumah sakit.
Sementara itu, data Pemprov DKI Jakarta menunjukkan hingga awal September 2025, total kasus campak di seluruh Jakarta mencapai 218 kasus, ditambah 63 kasus rubella. Kabar baiknya, belum ada laporan kematian terkait penyakit ini.
Jadi, intinya, jangan panik tapi tetap waspada dan pastikan imunisasi lengkap, ya!