Selandia Baru dan Aceh resmi kerja sama di bidang pendidikan dan ekonomi

waktu baca 2 menit

Banda Aceh (KABARIN) - Pemerintah Kota Banda Aceh menerima kunjungan Deputy Head of Mission of the New Zealand (Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Selandia Baru), Dr Giselle Larcombe dalam rangka penjajakan kerja sama pendidikan dan ekonomi perempuan di kota setempat.

"Kita membahas perkembangan politik, sosial, dan ekonomi Aceh pasca-20 tahun perjanjian damai atau MoU Helsinki, serta menjajaki peluang kerja sama bilateral di berbagai bidang," kata Wakil Wali Kota Banda Aceh, Afdhal Khalilullah, di Banda Aceh, Selasa.

Dalam pertemuan yang berlangsung di Balai Kota Banda Aceh itu, Pemkot Banda Aceh ikut memaparkan profil kota Aceh yang memperkenalkan potensi dan perkembangan terbaru ibu kota provinsi Aceh ini.

Afdhal menyatakan, kunjungan ini sangat tepat karena masih dalam momentum istimewa, yakni 20 tahun perdamaian Aceh.

“Sebuah perjalanan panjang dari konflik menuju kedamaian yang kita nikmati hari ini. Banda Aceh juga berdiri sebagai simbol kebangkitan setelah bencana tsunami 2004,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa transformasi politik dan keamanan pasca-MoU Helsinki 2005 telah menciptakan stabilitas untuk pembangunan Aceh, khususnya di Banda Aceh.

Dalam kesempatan ini, Afdhal memaparkan bahwa Banda Aceh memiliki penduduk sebanyak 270 ribu jiwa dengan mayoritas usia produktif. Pertumbuhan ekonomi kota tahun lalu mencapai 6,08 persen.

"Pertumbuhan ini ditopang oleh lebih dari 34 ribu UMKM, sektor ekonomi kreatif, dan lebih dari 77 objek wisata," ujarnya.

Sementara itu, Dr Giselle Larcombe menyampaikan bahwa kunjungannya bertujuan untuk melihat langsung perkembangan Aceh 20 tahun pascaperjanjian damai.

Selandia Baru, kata dia, berminat untuk menjalin kerja sama pada beberapa sektor utama, seperti pemberdayaan ekonomi perempuan, pertukaran keterampilan di bidang energi terbarukan dan pertanian.

Serta program beasiswa S2 dan S3 bagi masyarakat Aceh, termasuk program khusus bagi pengembangan Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Kami bersyukur dapat berkunjung dan tidak sabar melihat situs budayanya. Kami ingin melihat bersama bagaimana fungsi pembangunan sosial ekonomi berjalan,” demikian Dr Larcombe.


Bagikan

Mungkin Kamu Suka