Situbondo (KABARIN) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Pasuruan melaporkan kalau sampai Jumat (26/9) pagi pukul 08.00 WIB, sudah terjadi 26 kali gempa susulan setelah guncangan utama kemarin. Kekuatan gempa susulan ini makin melemah, berkisar dari magnitudo 3,6 sampai 1,8.
Seperti diketahui, gempa utama terjadi Kamis (25/9) sore sekitar pukul 16.04 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,7 (dimutakhirkan jadi 5,4). Pusatnya berada 46 kilometer timur laut Banyuwangi dengan kedalaman 12 kilometer. Kabar baiknya, gempa ini nggak berpotensi tsunami.
"Jadi, yang dirasakan oleh masyarakat Situbondo sekali saja, yakni gempa utama dengan kekuatan magnitudo 5,4," kata Ahli Madya BMKG Stasiun Geofisika Pasuruan, Syawaldin Ridha, saat meninjau lokasi terdampak di Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jumat.
Syawaldin menjelaskan, wilayah Taman Nasional Baluran di Kecamatan Banyuputih memang termasuk kawasan rawan gempa. Beberapa tahun sebelumnya juga pernah diguncang, tapi kali ini gempa terasa lebih kuat dan berdampak besar. Banyak rumah rusak karena struktur bangunannya tidak sesuai standar tahan gempa.
"Kami mengimbau kepada masyarakat, khususnya di wilayah rawan gempa agar membangun rumah sesuai standar, memang agak mahal biayanya, tapi ini kan demi keselamatan," ujarnya.
Sementara itu, BPBD Situbondo mencatat hingga Jumat siang ada 99 rumah terdampak gempa yang tersebar di empat desa di Kecamatan Banyuputih, yaitu Desa Sumberwaru, Wonorejo, Sumberanyar, dan Sumberejo.