Jakarta (KABARIN) - Kalau dulu penyakit jantung identik sama orang tua, sekarang ceritanya beda. Anak muda usia 20–30 tahun ternyata juga udah banyak yang ngalamin gangguan irama jantung alias aritmia, dan ini bisa jadi pemicu risiko kematian dini.
Dilansir Hindustan Times, Senin, Direktur Klinis Elektrofisiologi Jantung di Rumah Sakit CARE, Hyderabad, Dr. Ramakrishna SVK bilang kalau kasus aritmia di kalangan dewasa muda makin sering ditemui.
"Irama jantung yang tidak teratur, yang secara medis dikenal sebagai aritmia, dapat berkisar dari detak jantung tambahan yang tidak berbahaya hingga gangguan serius yang memerlukan perhatian segera," jelasnya.
Menurut Ramakrishna, wajar sih kalau jantung berdebar pas lagi grogi sebelum ujian atau presentasi. Tapi kalau deg-degan kenceng datang tiba-tiba, bahkan saat lagi santai tanpa alasan jelas, itu harus diwaspadai banget. Bisa jadi tanda aritmia.
Baca juga: Nyeri di kaki ternyata bisa jadi tanda penyakit jantung
Dia juga sering nemu pasien usia 20–30 tahun yang ngeluh dada berdebar, pusing, atau jantung tiba-tiba kayak “loncat-loncat.”
"Apa yang dulu dianggap sebagai masalah orang lanjut usia kini juga muncul pada orang dewasa muda, dan perubahan gaya hidup adalah salah satu alasan utamanya," tambahnya.
Selain pola hidup yang berantakan, aritmia juga bisa dipicu penyakit lain kayak hipertensi, diabetes, gangguan tiroid, sampai masalah tidur. Kalau dibiarkan, risiko komplikasi bisa makin parah.
Beberapa gejala umum aritmia yang perlu diperhatiin antara lain: jantung berdebar berulang, pusing, pingsan, gampang capek tanpa alasan, sesak napas, atau rasa nggak nyaman di dada bahkan saat aktivitas ringan. Kalau pas cek nadi atau pakai smartwatch denyut terasa nggak teratur, itu juga bisa jadi alarm.
Makanya, Ramakrishna nyaranin cek EKG biar diagnosis lebih akurat dan pengobatan bisa cepat dilakukan.
Biar makin aman, dokter ini juga kasih lima tips gaya hidup sehat buat jaga ritme jantung tetap stabil:
- Tidur cukup 7–8 jam dan batasi screen time sebelum tidur.
- Kurangi kafein dan nikotin.
- Jaga pola makan seimbang plus rutin olahraga.
- Kelola stres lewat meditasi, yoga, atau aktivitas outdoor.
- Lakukan pemeriksaan jantung rutin, apalagi kalau ada riwayat penyakit jantung di keluarga.
So, jangan anggap remeh kalau jantung sering berdebar tanpa alasan. Bisa jadi tubuh lagi kasih sinyal serius.
Baca juga: Ini 5 kebiasaan untuk cegah risiko terkena penyakit jantung
Baca juga: Rutin donor darah dapat menurunkan risiko penyakit jantung serta stroke, kok bisa?