Rutin donor darah dapat menurunkan risiko penyakit jantung serta stroke, kok bisa?

waktu baca 2 menit

“Dengan menurunnya stres oksidatif, terjadi perbaikan sel endotel pada pembuluh darah yang berkorelasi dengan penurunan risiko kardiovaskular”

Samarinda (KABARIN) - Donor darah sering dianggap sebagai bentuk kepedulian untuk membantu sesama yang membutuhkan. Tapi tahukah kamu, kebiasaan baik ini ternyata juga membawa banyak manfaat kesehatan untuk tubuh kita? Bahkan, menurut para ahli, rutin donor darah bisa menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Hermina Samarinda, dr. Helsa Eldatarina, menjelaskan bahwa donor darah tidak hanya sekadar aksi kemanusiaan, tapi juga mampu memicu regenerasi sel darah merah baru. Proses ini membuat tubuh jadi lebih sehat dan segar.

“Ketika seseorang mendonorkan darah sekitar 350–450 cc, tubuh akan kehilangan sejumlah sel darah merah dan zat besi. Kehilangan ini akan memicu tubuh untuk segera memproduksi sel darah merah baru dari sumsum tulang,” ujar dr. Helsa.

Nah, sel darah merah baru yang lebih segar ini lebih produktif dalam mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Hasilnya, sirkulasi darah jadi lebih lancar dan organ tubuh pun bekerja lebih optimal.

Selain membantu memperbarui sel darah, donor darah juga terbukti bisa menurunkan kadar zat besi dalam tubuh. Zat besi yang terlalu tinggi bisa menimbulkan stres oksidatif, yaitu kondisi di mana jaringan tubuh mengalami kerusakan akibat radikal bebas. Stres oksidatif inilah yang berhubungan langsung dengan kerusakan pembuluh darah, yang kemudian meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke.

“Dengan menurunnya stres oksidatif, terjadi perbaikan sel endotel pada pembuluh darah yang berkorelasi dengan penurunan risiko kardiovaskular,” jelas dr. Helsa.

Ada efek samping, tapi ringan
Meski punya banyak manfaat, donor darah tetap bisa menimbulkan efek samping ringan. Misalnya pusing, lemas, atau sedikit memar di area suntikan. Tapi jangan khawatir, semua itu sifatnya hanya sementara dan bisa dicegah dengan istirahat cukup serta konsumsi cairan dan makanan bergizi sebelum maupun sesudah donor.

Yang perlu diingat, peralatan untuk donor darah selalu steril dan sekali pakai, jadi nggak perlu takut soal risiko penularan infeksi.

Kapan sebaiknya donor darah?
Menurut dr. Helsa, interval ideal untuk donor darah adalah setiap 3 bulan sekali bagi pria dan 4 bulan sekali bagi wanita. Perbedaan ini disebabkan oleh cadangan zat besi pada wanita yang cenderung lebih rendah, ditambah adanya siklus menstruasi setiap bulan.

Jadi, selain membantu menyelamatkan nyawa orang lain, rutin donor darah ternyata bisa jadi salah satu cara alami untuk menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko stroke. Win-win solutions banget, kan?

Bagikan

Mungkin Kamu Suka