Soda ternyata dapat meningkatkan risiko depresi pada wanita

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Buat kamu yang masih hobi minum soda setiap hari, ada baiknya mulai hati-hati. Sebuah studi terbaru menemukan bahwa kebiasaan ini ternyata bisa memicu pertumbuhan bakteri usus tertentu yang berhubungan dengan risiko depresi — terutama pada wanita.

Dilansir Everyday Health, Rabu (1/10), penelitian yang dipimpin oleh Sharmili Edwin Thanarajah, PhD, peneliti psikiatri di Rumah Sakit Universitas Frankfurt, Jerman, melibatkan lebih dari 900 orang dewasa berusia 18–65 tahun. Peserta diminta mengisi kuesioner makanan dan memberikan sampel tinja untuk dianalisis mikrobioma ususnya.

Dari total peserta, sekitar 400 orang menderita gangguan depresi mayor dan dibandingkan dengan 500 orang sehat. Hasilnya, yang dipublikasikan di jurnal JAMA Psychiatry, menunjukkan adanya hubungan signifikan antara konsumsi soda dan depresi—tapi hanya terlihat pada wanita.

Wanita yang paling sering minum soda punya risiko depresi 17% lebih tinggi dibandingkan yang jarang atau tidak meminumnya sama sekali. Selain itu, mereka juga cenderung melaporkan gejala depresi yang lebih parah, mulai dari kesedihan mendalam, pikiran bunuh diri, kebencian pada diri sendiri, kelelahan ekstrem, hingga kesulitan beraktivitas.

Thanarajah menjelaskan, “Data kami menunjukkan bahwa hubungan antara minuman ringan dan gejala depresi muncul melalui pengaruh mikrobioma. Temuan kami sejalan dengan semakin banyak bukti bahwa konsumsi minuman ringan berkaitan dengan kesehatan metabolisme dan mental yang buruk.”

Kenapa cuma wanita? Para peneliti belum punya jawaban pasti, tapi mereka menduga faktor hormonal atau perbedaan sistem imun bisa jadi penyebabnya. Studi juga menemukan bahwa wanita peminum soda rutin mengalami peningkatan bakteri usus Eggerthella, yang sebelumnya sudah dikaitkan dengan depresi.

Menurut para ahli, gula sederhana dalam soda bisa merusak keseimbangan mikrobioma usus dengan menumbuhkan bakteri pro-inflamasi, melemahkan lapisan usus, dan mengganggu sistem imun mukosa.

Meski efek ini lebih kuat pada perempuan, bukan berarti pria aman-aman saja. Hennis Tung, RD, ahli diet asal Hong Kong, menegaskan, “Konsumsi [minuman manis] dalam jumlah sedang pun bisa berisiko, terutama jika menggantikan pilihan yang lebih sehat.”

Ia menambahkan, hanya dengan minum 1–2 gelas soda per hari saja sudah bisa membahayakan kesehatan. Pasalnya, minuman manis hanya memberi “kalori kosong” tanpa nilai gizi berarti.

So, kalau masih sering minum soda buat pelepas dahaga, mungkin ini saatnya beralih ke pilihan lebih sehat seperti air putih, infused water, atau teh tanpa gula.

Baca juga: 7 trik simpel atasi depresi dan bikin mood kamu naik

Bagikan

Mungkin Kamu Suka