Indonesia gandeng Swiss untuk perkuat pendidikan vokasi dan SDM masa depan

waktu baca 2 menit

Jakarta (KABARIN) - Indonesia dan Swiss semakin menunjukkan keseriusannya dalam menjalin kerja sama di bidang pendidikan vokasi, riset, dan teknologi. Upaya ini ditandai dengan adanya acara Ministerial Visit dan Signing Ceremony yang digelar di Politeknik Manufaktur Bandung pada Kamis lalu.

Kerja sama ini diharapkan bisa menjadi langkah nyata dalam memperkuat kualitas pendidikan vokasi di Tanah Air. Dengan begitu, lulusan sekolah vokasi maupun politeknik dapat lebih siap menghadapi kebutuhan industri yang terus berkembang.

Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan bahwa penguatan sekolah vokasi dan politeknik sangat penting. Menurutnya, hal ini merupakan kunci dalam menyiapkan generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.

“Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi benar-benar menekankan pentingnya memperkuat lembaga pendidikan vokasi, seperti politeknik dan sekolah kejuruan. Hal ini sangat kritis, tidak hanya bagi kementerian, tetapi juga bagi bangsa untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045,” ujar Stella.

Strategi yang dipakai pemerintah antara lain menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri agar lulusan lebih siap kerja, meningkatkan kualitas pengajar, menyediakan beasiswa doktoral, sampai membangun politeknik berbasis sektor prioritas seperti maritim, manufaktur, dan pangan. Pemerintah juga mendorong hasil riset kampus bisa dikomersialisasi lewat kolaborasi dengan industri.

Stella menambahkan kalau Swiss bisa jadi contoh terbaik dalam pengembangan pendidikan vokasi. “Saya sering menyebutkan Swiss dalam presentasi saya di Indonesia karena Swiss benar-benar menjadi model terbaik untuk mengubah persepsi tentang apa itu politeknik dan arti sebenarnya pendidikan vokasi.

Data gaji lulusan politeknik di Swiss hampir setara dengan lulusan universitas akademik, ini bukti nyata kualitas pendidikan vokasi yang relevan dengan dunia industri,” katanya.

Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung menilai kerja sama ini juga penting untuk mendukung transisi energi Indonesia. Menurutnya, infrastruktur saja tidak cukup tanpa SDM yang terampil dan fleksibel.

Lewat kolaborasi ini, Indonesia dan Swiss meneguhkan komitmen untuk memperluas kerja sama strategis, bukan hanya di pendidikan vokasi tetapi juga riset dan inovasi, agar Indonesia semakin siap bersaing di level global.

Bagikan

Mungkin Kamu Suka