Jakarta (KABARIN) - Kehadiran Tilly Norwood, aktris virtual hasil buatan kecerdasan buatan atau AI, memicu kontroversi besar di dunia hiburan. Aliansi Artis Radio, Sinema, dan Televisi Kanada (ACTRA) secara tegas menyatakan penolakannya terhadap sosok digital tersebut.
Direktur eksekutif nasional ACTRA, Marie Kelly, menegaskan bahwa Tilly bukanlah seorang artis sungguhan, melainkan sekadar deretan kode yang diprogram untuk meniru manusia. Menurutnya, kehadiran aktris AI berpotensi merugikan seniman asli yang bekerja keras membangun karier mereka.
ACTRA menilai teknologi tidak seharusnya digunakan untuk menggantikan peran artis. Sebaliknya, inovasi seharusnya dipakai untuk mendukung karya kreatif para seniman manusia agar industri hiburan tetap hidup dan berkembang secara adil.
"Tidak ada tempat dalam industri kami, dan tidak ada gunanya dalam kemanusiaan seni, untuk menggantikan para penampil dengan pemain tiruan. ACTRA menolak segala upaya untuk melakukannya," kata Kelly.
Kelly menegaskan para artis sudah berjuang keras bersaing dengan ribuan talenta lain demi pekerjaan, jadi mereka tak mau harus bersaing juga dengan sosok tiruan. Ia mengingatkan kalau "aktor" hasil AI tidak makan, tidak bayar pajak, dan tidak bisa memberikan kreativitas yang sama seperti manusia.
Penolakan ini muncul setelah kreator Tilly, Eline Van der Velden dari Particle6, memperkenalkan sosok itu di Festival Film Zurich dan mengaku sedang menjajaki kerja sama dengan agensi bakat Hollywood.
ACTRA menyebut masalah ini harus jadi alarm serius bagi pemerintah Kanada. Kelly menegaskan artis di Kanada bukan anti-AI, tapi dampak negatifnya harus segera diatur dengan hukum yang jelas. "Teknologi ini semakin kuat dan berkembang dengan sangat cepat. Kalau undang-undang tentang AI tidak segera dibuat, mungkin akan terlambat untuk bertindak bagi seluruh masyarakat," ujarnya.