Lumajang, Jawa Timur (KABARIN) - Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali erupsi pada Rabu pagi. Letusan tersebut terpantau mencapai ketinggian sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 meter di atas permukaan laut.
Aktivitas erupsi ini terekam jelas melalui seismograf milik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Kolom abu berwarna kelabu dengan intensitas tebal tampak condong ke arah barat daya, menandakan adanya peningkatan aktivitas vulkanik di gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 08.20 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian.
Kolom abu vulkanik dari erupsi tersebut tampak berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah barat daya. Aktivitas ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 139 detik.
Berdasarkan catatan petugas, Gunung Semeru sudah delapan kali erupsi sejak tengah malam hingga pagi tadi, dengan tinggi letusan bervariasi antara 300 sampai 700 meter di atas puncak.
Saat ini, status Gunung Semeru masih berada di Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pun mengeluarkan sejumlah imbauan kepada warga. Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas di sektor tenggara sejauh delapan kilometer dari puncak, terutama di sepanjang Besuk Kobokan.
Selain itu, warga juga diingatkan untuk tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai di luar zona tersebut karena masih berpotensi dilanda awan panas dan aliran lahar hingga 13 kilometer dari puncak.
Mukdas juga menegaskan agar masyarakat tidak mendekati kawah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung karena area tersebut rawan lontaran batu pijar. Ia mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini memang dikenal aktif dan perlu diawasi terus-menerus, terutama saat cuaca hujan yang bisa memicu lahar dingin di sungai-sungai sekitar.