Seoul (KABARIN) - Para wakil menteri keuangan dari Korea Selatan, China, Jepang, dan negara-negara ASEAN sepakat untuk makin memperkuat kerja sama regional supaya bisa menghadapi ketidakpastian ekonomi dan sekaligus membuka peluang pertumbuhan baru, kata Kementerian Keuangan Korea Selatan, Jumat.
Kesepakatan ini tercapai dalam Pertemuan Deputi Keuangan dan Bank Sentral ASEAN+3 yang digelar di Hong Kong pada Rabu dan Kamis. Korea Selatan menurunkan Wakil Menteri Keuangan Choi Ji-young sebagai pimpinan delegasinya.
Dalam pertemuan itu, lembaga ekonomi besar seperti IMF dan Bank Pembangunan Asia menilai meski ekonomi regional tampil lebih baik dari perkiraan, pertumbuhan jangka panjang diperkirakan akan melambat.
Mereka juga menyoroti risiko yang masih ada seperti proteksionisme global, kerentanan fiskal, fluktuasi pasar keuangan, dan dampak investasi terkait kecerdasan buatan.
Negara-negara anggota sepakat dengan penilaian ini dan menekankan pentingnya memperkuat kerja sama di bidang perdagangan, investasi, dan keuangan supaya ketidakpastian bisa dikurangi dan peluang pertumbuhan bisa dimaksimalkan.
Para pejabat juga membahas langkah jangka pendek untuk menstabilkan pasar valuta asing dan sektor keuangan, sekaligus melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas jangka panjang.
Selain itu, mereka menyoroti pengembangan Chiang Mai Initiative Multilateralization atau CMIM, perjanjian pertukaran mata uang senilai US$240 miliar yang dibentuk pada 2010 sebagai jaring pengaman keuangan regional. Fokusnya kali ini adalah restrukturisasi CMIM menjadi kerangka modal disetor.
Negara-negara ASEAN yang ikut dalam pembahasan terdiri dari Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Timor Leste yang resmi menjadi anggota ASEAN di KTT ke-47 di Kuala Lumpur.