Gaza (KABARIN) - Militer Israel dilaporkan membongkar sejumlah pusat distribusi bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza usai diberlakukannya gencatan senjata dengan kelompok Hamas. Informasi ini disampaikan oleh beberapa sumber Palestina yang enggan disebutkan namanya pada Minggu.
Sumber tersebut menyebut langkah itu menargetkan fasilitas milik Yayasan Kemanusiaan Gaza atau GHF, organisasi asal Amerika Serikat yang didirikan pada Mei 2025 dengan pendanaan dari pemerintah AS dan berada di bawah pengawasan militer Israel. GHF dibentuk sebagai alternatif dari UNRWA dan lembaga internasional lain, di tengah tuduhan bahwa Hamas telah menyalahgunakan bantuan untuk kepentingan militer. Empat pusat utama GHF yang berlokasi di wilayah tengah dan selatan Gaza dijaga ketat oleh pasukan Israel.
Kehadiran fasilitas itu sempat memicu kemarahan warga Palestina yang menilai lokasi tersebut tidak aman. Menurut kantor media Hamas, lebih dari 2.500 orang meninggal dunia dan 18.000 lainnya terluka akibat kerumunan dan penembakan di sekitar fasilitas GHF, meski angka tersebut belum bisa diverifikasi secara independen.
Sumber di lapangan juga mengatakan pembongkaran dilakukan secara tiba-tiba pada malam hari tanpa pemberitahuan, termasuk di area dekat pos pemeriksaan Netzarim yang dikendalikan Israel. Hingga kini, pihak militer maupun pemerintah Israel belum memberikan tanggapan resmi atas laporan itu. Namun, Radio Militer Israel menyebut bahwa “proyek pusat distribusi AS telah berakhir tanpa pengumuman resmi.”
Langkah ini terjadi di tengah upaya mediator internasional untuk memulihkan kembali aliran bantuan ke Gaza setelah dua tahun konflik yang membuat lebih dari dua juta penduduk bergantung pada bantuan kemanusiaan. Gencatan senjata antara Israel dan Hamas sendiri mulai berlaku pada Jumat setelah tiga hari perundingan di Sharm el-Sheikh, Mesir, dengan mediasi dari Mesir, Qatar, Turki, dan Amerika Serikat.