Dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 82,9 juta orang, setiap hari kita akan menyalurkan dana sekitar Rp1,2 triliun. Bagi kementerian lain, angka itu mungkin setara dengan anggaran satu tahun penuh...
Jakarta (KABARIN) - Badan Gizi Nasional (BGN) membeberkan tiga kunci utama agar Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bisa berjalan efektif, merata, dan berkelanjutan.
Kunci pertama adalah anggaran. Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan tahun ini BGN menerima Rp71 triliun ditambah dana cadangan Rp100 triliun. Dari total tersebut Rp99 triliun terserap, sementara Rp70 triliun dikembalikan ke Presiden karena kemungkinan tidak terserap tahun ini.
Tahun depan dukungan pemerintah meningkat menjadi Rp268 triliun ditambah dana cadangan Rp67 triliun sehingga totalnya Rp335 triliun untuk mendukung MBG 2026. Setiap hari dana sekitar Rp1,2 triliun disalurkan untuk 82,9 juta penerima mulai dari ibu hamil, ibu menyusui, balita, hingga anak sekolah PAUD sampai SMA.
Kunci kedua adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Dadan menegaskan tenaga pelaksana MBG adalah SDM terlatih lulusan perguruan tinggi yang tergabung dalam Sarjana Penggerak Pemuda Indonesia (SPPI). Seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di seluruh Indonesia dipimpin oleh SPPI untuk memastikan program berjalan sesuai standar.
Kunci ketiga adalah infrastruktur, khususnya pembangunan gedung-gedung SPPG. Awalnya proyek ini sepenuhnya dibiayai APBN, tapi karena keterbatasan waktu pemerintah membuka kemitraan dengan pihak swasta. Dari target 30 ribu unit SPPG, tahun ini dari Rp6 triliun untuk 1.542 SPPG belum terealisasi lewat mekanisme tender pemerintah.
Namun berkat partisipasi mitra, kini ada 11.504 SPPG aktif hasil kolaborasi. Saat ini dari 30.000 mitra yang terdaftar di portal BGN, 11.504 sudah lolos verifikasi dan sisanya masih tahap seleksi. Target akhir 2025 adalah 25.400 SPPG di daerah aglomerasi dan 6.000 di daerah terpencil.
Dengan tiga kunci ini, BGN optimistis Program MBG bisa memberi manfaat nyata bagi jutaan masyarakat Indonesia.
