Mataram (KABARIN) - Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Nusa Tenggara Barat (NTB) Irpan Suriadiata menegaskan program siaran Xpose Uncensored yang ditayangkan oleh Trans 7 sudah mencederai kehormatan pesantren dan para kiai sepuh Nahdlatul Ulama (NU).
"Pesantren bukan tempat untuk dijadikan objek sensasi. Ini lembaga yang telah menjaga nilai keislaman, kebangsaan, dan kemanusiaan sejak lama," ujarnya di Mataram, Kamis.
Irpan mengatakan Trans 7 telah melanggar kode etik jurnalistik, karena gagal melakukan verifikasi fakta sebelum menayangkan berita. Hal ini, bukan hanya kesalahan teknis, tetapi juga bentuk penghinaan terhadap maruah pesantren yang selama ini menjadi benteng moral dan pendidikan bangsa.
"Kami mendesak Trans 7 untuk segera mengklarifikasi secara resmi dan menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat, khususnya kepada pesantren dan para kiai sepuh NU yang telah dirugikan," tegas Irpan.
Ia juga meminta agar klarifikasi dan permintaan maaf tersebut disampaikan melalui program dan kanal yang sama dengan penyiaran berita hoaks itu agar publik memperoleh informasi yang berimbang.
Irpan mengatakan Dewan Pers dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) juga harus menindak tegas pelanggaran tersebut. Karena, menurutnya, perlu ada langkah konkret dari lembaga pengawas media agar kasus serupa tidak terulang.
"Trans 7 harus bertanggung jawab penuh. Jika ingin menjaga integritas medianya, reporter atau tim yang membawakan berita itu harus segera dipecat, karena jelas telah melanggar prinsip dasar jurnalistik," ujar Irpan.
Selain itu, kata dia, tindakan tegas penting dilakukan untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap dunia pers nasional dan menjaga kehormatan lembaga pesantren.
"Kami juga mengajak seluruh insan media agar lebih berhati-hati dan profesional dalam menjalankan fungsi informasi publik, serta mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap berita yang belum terverifikasi," katanya.